Sabtu 09 Jan 2021 19:05 WIB

Menkes Tolak Pengusaha Jadi Prioritas Penerima Vaksin

Menkes tegaskan tenaga kesehatan harus menjadi kelompok prioritas.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin.
Foto: BPMI
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga kesehatan (nakes) menjadi kelompok prioritas penerima vaksin tahap pertama. Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan ada sejumlah pengusaha yang meminta masuk prioritas penerima vaksin.

Permintaan tersebut ditolak Budi. Ia memiliki alasan mengapa menolak permintaan pengusaha dan tetap menempatkan tenaga medis menjadi kelompok pertama yang diimunisasi Covid-19.

Baca Juga

"Ini perangnya berbeda dengan konvensional, di mana kalau ada musuh, ya, kita kirim tentara paling depan. Ini musuhnya (virus corona) tidak terlihat dan yang menghadapinya sehari-hari adalah nakes, yang terekspose dengan virus juga tenaga medis," kata Budi, saat mengisi konferensi virtual IDI bertema Kajian Hukum, Kewajiban Warga Negara Mengikuti Vaksinasi, Sabtu (9/1) sore.

Apalagi, dia melanjutkan, sudah banyak tenaga medis yang terinfeksi virus ini hingga yang terfatal tidak dapat ditolong nyawanya. Jika kemudian semakin banyak yang meninggal akibat Covid-19 ini, dia melanjutkan, bagaimana negara ini bisa melawan pandemi ini ke depannya.

Persoalan semakin ditambah dengan jumlah dokter yang ada saat ini masih kurang dari jumlah yang dibutuhkan. Ia memikirkan bagaimana semaksimal mungkin memberikan proteksi bagi tenaga kesehatan yang pekerjaannya terekspos virus paling banyak dan sering menghadapi virus ini.

"Itu sebabnya kenapa kami berikan pertama kali pada tenaga kesehatan untuk memastikan bahwa mereka yang aman meski duluan paparan virus ini," ujarnya.

Ke depannya, Budi juga berjanji jika vaksinasi ini bisa diberikan pada tenaga kesehatan dokter hingga profesor berusia 60 tahun ke atas maka Kemenkes akan memberikannya. "Saya akan berikan pada profesor yang berusia segitu sebagai guru dan kakak kita," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement