Senin 11 Jan 2021 09:50 WIB

DPRD: Pemkot Surabaya tak Relevan Bangun Rusun 5 Lantai

Daftar antrean calon penghuni rusun di Kota Surabaya mencapai 9.000 orang.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Rusun Gunungsari di Kota Surabaya, Jatim.
Foto: Antara
Rusun Gunungsari di Kota Surabaya, Jatim.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Model rumah susun (rusun) lima lantai di Kota Surabaya, Jawa Timur, dinilai sudah tidak relevan. Hal itu menyusul daftar antrean calon penghuni rusun yang saat ini sudah mencapai 9.000 orang.

Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya, Josiah Michael, mengatakan Pemkot Surabaya harus memikirkan model rusun baru dengan kapasitas penghuni lebih banyak. Pasalnya, pada 2021, di APBD telah dianggarkan pembangunan tiga rusun. "Saya menyarankan pemkot mengubah model rusun yang akan dibangun," katanya di Kota Surabaya, Senin (11/1).

Menurut dia, dengan terbatasnya jumlah lahan di Surabaya, mustahil antrean itu dapat terselesaikan dalam hitungan tahun. Hal itu karena satu rusun hanya dapat menampung sekitar 100 unit saja. Berbeda apabila dibangun hingga 20 lantai, yang bisa menampung hingga 500-600-an unit.

Selain itu, Josiah menambahkan, Pemkot Surabaya kurang berkenan karena apabila lebih dari lima lantai harus dipasang lift yang membuat biaya perawatan menjadi tinggi. Josiah mengatakan, biaya perawatan rusun itu sebenarnya bisa disiasati apabila rusun tersebut berlokasi di daerah strategis.

Sehingga bisa dipasang videotron untuk iklan. Pemasukan dari videotron bisa untuk subsidi biaya perawatan rusun. "Di bagian bawah rusun bisa dibangun sentra ekonomi dan biaya sewa bisa untuk subsidi biaya sewa unit," kata politikus PSI itu.

Dengan demikian, lanjut dia, rusun bisa dibagi beberapa kategori, misalnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah atau untuk keluarga muda. Jika yang untuk keluarga muda bisa diberikan sewa yang lebih tinggi sedikit, misalkan 250 ribu per bulan, hal itu sudah cukup untuk biaya perawatan rusun. "Subsidi silang juga bisa dilakukan antar rusun," kata Josiah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement