REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menerima bantuan laboratorium PCR mobile bernama Mobile Lab Bio Safety Level (BSL) 2 dari Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek). Diketahui, Pemkot Bogor merupakan pemerintah daerah (Pemda) pertama yang menerima Mobile Lab BSL tersebut.
Hal itu, diungkapkan Menteri Ristek, Bambang Brodjonegoro di Balai Kota Bogor, Senin (11/1). “Kebetulan ini yang pertama. Jadi Pemkot Bogor adalah pemerintah daerah pertama yang menerima hibah dari kami,” ujarnya, Senin.
Berbeda dengan di Kota Bogor, Bambang menjelaskan, daerah lainnya mendapatkan Mobile Lab BSL 2 tersebut bersifat pinjam pakai. Ada pulan yang dibeli oleh pihak yang membutuhkan.
“Misalkan oleh kememtrian BUMN membeli salah satu unit trailer seperti ini dan sekarang sudah dioperasikan di Palembang. Ada yang pinjam pakai dengan AD kita kerjasama di RS AD Jakarta dan RS AD di Medan,” tuturnya.
Dengan adanya hibah Mobile Lab BSL ini, diperkirakan Pemkot Bogor dapat memeriksa 900 hingga 1.000 sampel PCR dalam sehari. Di mana, hasil dari pemeriksaan PCR bisa didapatkan dalam waktu sekitar delapan jam. Namun, jumlah tersebut bisa dicapai jika lab tersebut beroperasi 24 jam tanpa henti.
“Kalau misalkan Pak Wali Kota bisa mengoperasikan lab ini 24 jam tanpa henti, tentunya Pak Wali Kota harus menyiapkan minimal delapan tenaga lab. Maka perkiraannya bisa 900 sampai 1.000 sampel per-hari,” jelas Bambang.
Maka dari itu, Bambang berharap hibah Mobile Lab BSL 2 ini dapat menolong Pemkot Bogor. Apalagi, diketahui Pemkot Bogor padat penduduk. Sehingga, proses testing dan tracing harus terus dilakukan secara intensif.
“Jadi ini sangat menolong karena kita tahu Kota Bogor penduduknya padat. Proses testing dan tracing harus dilakukan secara intensif,” tutupnya.