REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jawa Timur mencatat adanya pertumbuhan positif pada sektor pertanian selama 2020. Meski di tengah pandemi Covid-19, Kabupaten Banyuwangi mengalami surplus produksi dan pertumbuhan pada luasan tanam.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, kontribusi sektor pertanian merupakan satu-satunya dari lima sektor penyangga utama Produk Domestik Bruto (PDB) yang tumbuh positif sepanjang 2020. Produksi pertanian terutama padi juga mencatatkan hasil yang cukup menggembirakan.
"Meski di tengah terjadinya kelangkaan pupuk bersubsidi yang dialami petani," kata Anas dalam siaran pers, Kamis (14/1).
Anas menjelaskan, target luas tanam padi Banyuwangi pada 2020 sekitar 116.240 hektare (ha). Sementara realisasi luas tanamnya mencapai 120.168 ha. Adapun produksi padi mencapai 788.982 ton yang berarti terdapat surplus 341.174 ton.
Anas berharap capaian ini dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan di masa mendatang. Sektor pertanian daerah juga akan terus didorong, baik dari sisi produksi maupun penyediaan konsumsi masyarakat. Tak lupa juga untuk mengintegrasikan sektor pertanian dengan lainnya serta berusaha menarik minat kaum milenial terjun di dunia agribisnis.
Di kesempatan itu, Anas mencontohkan kolaborasi sektor pertanian dan teknologi informasi. Pada era digital, sinergi antara petani dan kaum muda yang paham IT itu penting. Hal ini bisa mengubah gambaran sektor pertanian menjadi sektor yang bergengsi.
"Munculnya startup di bidang pertanian adalah salah satu bukti sektor pertanian bisa digarap lebih menarik, efisien, dan menguntungkan," kata dia.
Anas mengaku Pemkab Banyuwangi telah mendorong tumbuhnya startup pertanian lewat Agribussiness Startup Competition (ASC). Kegiatan ini tiap tahun setidaknya diikuti ratusan anak muda. Hal ini diharapkan bisa menjawab tantangan pertanian di era revolusi saat ini.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian, Kabupaten Banyuwangi, Arief Setiawan menjelaskan, surplus di daerahnya tidak hanya terjadi pada padi. Produksi jagung daerah juga mengalami hal serupa dengan jumlah produksi sebesar 221.237 ton.