REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- PT Pertamina menjamin penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG (elpiji) dalam kondisi normal pascagempa berkekuatan 6,2 magnitudo yang berdammpak di dua daerah, Provinsi Sulawesi Barat. "Untuk saat ini semua Lembaga Penyalur Pertamina tidak ada kerusakan sarana dan prasarananya. Itu berarti penyaluran normal seperti biasa," kata Unit Manager Communication, Relations, dan CSR MOR VII Pertamina, Laode Syarifuddin Murasli, Jumat (15/1).
Ia mengatakan, Pertamina memastikan penyaluran BBM dan LPG tetap aman. Termasuk sarana dan fasilitas khususnya SPBU Pertamina di wilayah Majene dan sekitarnya.
Syarifuddin menyampaikan Pertamina terus memantau kondisi operasional Pertamina di Kota Mamuju, dan Kabupaten Majene serta sekitarnya terutama yang paling dekat dengan pusat gempa. "Apabila ada update (perkembangan) akan kami sampaikan," ujar Syarifuddin.
Dari beberapa sarana dan prasarana di wilayah terdekat yaitu Kabupaten Mamuju, kata dia terpantau dalam kondisi aman.
Begitupun Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Tampa Padang, satu Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE), enam Agen LPG PSO dan delapan SPBU di Mamuju dalam kondisi aman.
"Untuk Majene, tiga agen LPG PSO dan tiga SPBU juga beroperasi normal. Masing-masing dapat beroperasi normal," kata Syarifuddin.
Pihaknya pun terus memantau situasi terkini di wilayah itu serta berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan aparat terkait setempat. Pemantauan ini untuk memastikan penyaluran BBM ke SPBU berjalan dengan lancar tanpa kendala dan terus bersiaga terhadap kemungkinan gempa susulan di wilayah Majene.
Sementara untuk antisipasi suplai point BBM dan LPG kata dia, diakukan pengalihan dari Fuel Terminal Donggala dan Depot LPG Mini. Sedangkan Donggala dari jalur utara dan integrated Terminal Makassar dan Fuel Terminal Parepare dari jalur selatan.
"Mencegah kelangkaan LPG kami siap melaksanakan operasi pasar," tambahnya.