REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Cucu Rasulullah ﷺ, al-Hasan, memilih berdamai dengan Muawiyah. Dia pun bersedia menyerahkan urusan kekhalifahan. Al-Hasan juga langsung mengondisikan dengan para pengikutnya. Hal ini dilakukan agar mereka mau menerima perdamaian tersebut.
Dikutip dari buku Hasan dan Husain the Untold Story karya Sayyid Hasan al-Husaini, dia berorasi di tengah-tengah mereka untuk menjelaskan kesepakatan damai yang telah tercapai antara dirinya dengan Muawiyah.
Al-Hasan berkata, "Sungguh, aku berharap menjadi hamba-Nya yang paling tulus dalam menyampaikan nasihat kepada sesama manusia. Aku tidak menyimpan dendam atau dengki terhadap seorang pun. Aku juga tidak pernah berniat untuk berkhianat atau melakukan keburukan dengan kesepakatan damai ini. Ingatlah! Apa yang tidak kalian suka dari persatuan itu jauh lebih baik daripada apa yang kalian suka dalam perpecahan. Ingatlah pula! Aku sudah memikirkan jalan terbaik untuk kalian dan itu jauh lebih baik daripada apa yang kalian pikirkan untuk kepentingan diri sendiri. Maka janganlah kalian menyalahi atau membantah perintahku! Semoga Allah mengampuni aku dan kalian."
Mendengar pernyataan tersebut, para pengikut al-Hasan saling menatap. Mereka berkata, "Demi Allah, sejak awal orang ini bertekad untuk berdamai dengan Muawiyah. Dia sudah lemah dan bersikap lunak."