REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis dilaporkan telah menutup sembilan masjid di bawah kampanye nasional melawan ekstremisme Islam. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, melalui akun Twitter-nya pada Jumat (15/1) lalu.
"Sejalan dengan perintah dari presiden dan perdana menteri Prancis, kami mengambil langkah tegas melawan separatisme Islam. Dari 18 tempat ibadah di bawah pengawasan khusus, sembilan telah ditutup atas permintaan saya," kata Darmanin, dilansir di Ani News, Ahad (17/1).
Menurut surat kabar Figaro, tiga fasilitas ibadah yang ditutup itu berlokasi di departemen Seine-Saint-Denis di dekat Paris. Prancis sendiri telah mengintensifkan kampanye melawan Islamisme setelah insiden pembunuhan seorang guru bernama Samuel Paty pada Oktober lalu. Paty dibunuh dengan cara dipenggal oleh seorang siswa, lantaran menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya pada saat kelas kebebasan berekspresi.
Pada Desember 2020 lalu, pemerintah Prancis juga melakukan pemeriksaan dan pemantauan terhadap 76 masjid, 16 di antaranya di wilayah Paris dan 60 lainnya di seluruh Prancis. Sejak Presiden Prancis Emmanuel Macron menjabat, setidaknya 43 masjid telah ditutup dalam tiga tahun terakhir.
Prancis merupakan rumah bagi populasi Muslim terbesar di Eropa. Islam adalah agama terbesar kedua yang dianut di negara itu setelah Katolik.