Senin 18 Jan 2021 11:27 WIB

BMKG: Hujan Deras Masih Berpeluang Hantam Kalsel

Kondisi ini tergolong dalam kondisi ekstrim

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Muhammad Akbar
PLN percepat penormalan Gardu Induk terdampak banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan mengerahkan personil dan armada tambahan. Dikarenakan hujan deras yang melanda Kota Banjarmasin dan sekitarnya kemarin, Jumat (15/1) menyebabkan debit air di Kota Banjarmasin semakin bertambah. Hal tersebut mengakibatkan air meluap sampai ke Gardu Induk (GI) Ulin 2 x 60 Mega Volt Ampere (MVA) yang berlokasi di Jl. A.Yani KM 4,5 Banjarmasin dan menyebabkan aliran listrik tidak dapat disalurkan ke sebagian wilayah di Kota Banjarmasin.
Foto: istimewa
PLN percepat penormalan Gardu Induk terdampak banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan mengerahkan personil dan armada tambahan. Dikarenakan hujan deras yang melanda Kota Banjarmasin dan sekitarnya kemarin, Jumat (15/1) menyebabkan debit air di Kota Banjarmasin semakin bertambah. Hal tersebut mengakibatkan air meluap sampai ke Gardu Induk (GI) Ulin 2 x 60 Mega Volt Ampere (MVA) yang berlokasi di Jl. A.Yani KM 4,5 Banjarmasin dan menyebabkan aliran listrik tidak dapat disalurkan ke sebagian wilayah di Kota Banjarmasin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Syamsudin Noor Banjarmasin memperkirakan hujan dengan intensitas tinggi masih berpeluang menghantam wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel).

Pada 12-15 Januari 2021 terjadi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang yang berdampak banjir di sebagian besar wilayah Kalsel.

Kepala Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin, Karmana menyebut

akumulasi jumlah curah hujan selama 2 hari hingga 15 Januari mencapai 300 mm. Kondisi ini tergolong dalam kondisi ekstrim yang dipicu oleh dinamika atmosfer di wilayah Kalsel yang labil.

"Adanya pergerakan suplai uap air dari Pasifik Timur ke Pasifik Barat (La Nina) serta suhu muka laut yang lebih hangat dari normalnya, mengakibatan aktivitas potensi pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia terutama di wilayah Kalsel menjadi lebih signifikan," kata Karmana dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Senin (18/1).

Selain itu, Karmana menyampaikan adanya pusaran angin tertutup di sekitar Kalimantan mengakibatkan terbentuknya daerah pertemuan angin di wilayah Laut Jawa hingga Kalimantan bagian Selatan dan Timur.

Kondisi ini berpotensi menambah massa uap air dari Laut Jawa yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan awan-awan konvektif yang masif di sekitar Kalimantan Selatan.

Secara umum BMKG memantau Desember 2020 dan Januari 2021 merupakan puncak musim hujan di wilayah Kalsel kecuali Kabupaten Kotabaru pada Mei dan Juni 2021.

"Sehingga hujan yang terjadi pada bulan-bulan tersebut merupakan hujan yang turun secara kontinyu," sebut Karmana.

Karmana mengungkap prospek tiga hari ke depan, hampir seluruh wilayah Kalsel masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas ringan. Namun, yang perlu diwaspadai adalah beberapa daerah di Kalsel bagian Selatan dan Barat seperti wilayah Banjarmasin, Banjarbaru, Kab.Banjar, Tanah Laut, Barito Kuala, Tapin dan Hulu Sungai Selatan dimana wilayah-wilayah ini berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang.

"Intensitas hujan secara umum akan meluruh pada akhir Januari, namun ada peningkatan kembali pada awal Februari dalam kondisi normal sebagaimana siklus musim hujan," ujar Karmana.

Berdasarkan laporan BPBD dampak yang ditimbulkan Banjir yaitu terendamnya 10 ribu lebih rumah di wilayah Kalsel dengan ketinggian bervariasi antara 0.5 hingga 3 meter. Lalu ruas jalan utama Provinsi tergenang, dan dua jembatan utama Provinsi roboh.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement