Rabu 20 Jan 2021 15:45 WIB

Apakah Nabi Adam Bertawasul kepada Nabi Muhammad?

Penciptaan Nabi Muhammad sudah ada sebelum Nabi Adam.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Apakah Nabi Adam Bertawasul Kepada Nabi Muhammad?. Foto: Ilustrasi Nabi Muhammad SAW
Foto: MGROL100
Apakah Nabi Adam Bertawasul Kepada Nabi Muhammad?. Foto: Ilustrasi Nabi Muhammad SAW

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penciptaan Nabi Muhammad telah ada jauh sebelum Allah menciptakan Nabi Adam AS, bahkan sebelum penciptaan bumi. Allah menciptakan Rasulullah dengan penciptaan yang sempurna yang dipersiapkan diutus di saat yang tepat sebagai Nabi akhir zaman. Lantas, apakah Nabi Adam juga pernah bertawasul (memohon kepada Allah dengan perantara) kepada beliau?

Dalam kitab Syajarah Al-Kawn Ibnu Arabi yang ditahkik oleh KH Zainul Maarif dijelaskan, siapapun orang yang berlindung di naungan dan syariat Allah akan selamat. Dan siapapun yang berpegang di tali agama Allah akan terjaga. Untuk itulah penting kiranya bagi umat untuk memohon syafaat, salah satunya dengan bertawasul melalui orang-orang saleh. Sebab Nabi Adam dikabarkan pernah bertawasul kepada Rasulullah, maka Nabi Adam pun selamat dari celaan.

Baca Juga

Dijelaskan bahwa mengenai Nabi Adam memohon kepada Allah dengan syafaat Nabi Muhammad. Lalu, Allah SWT menjawabnya dan berkata: “Wahai Adam, bagaimana engkau mengenal Muhammad padahal Aku belum menciptakannya (memperlihatkannya kepadamu)?”. Adam pun menjawab: “Ya Allah, ketika Engkau menciptakanku dengan tanganMu dan meniupkan rohMu ke dalam diriku, aku mengangkat kepalaku dan kulihat penyangga singgasana Arsy tertulis laa ilaha illallah Muhammad Rasulullah (syahadat),”.

Nabi Adam melanjutkan: “Aku tahu bahwa Engkau tidak mengaitkan sesuatu pada namaMu, kecuali sesuatu itu adalah makhluk yang paling Engkau cintai,”. Maka dalam sebuah hadis riwayat Hakim disebutkan bahwa Allah menjawab komentar Adam: “Engkau benar, wahai Adam. Muhammad memang makhluk-Ku yang paling Kucintai. Jika kamu memintaKu dengan perantaraan kebenaran Muhammad, maka Aku mengampunimu. Andai bukan karena Muhammad, Aku tidak akan menciptakanMu,”.

Dijelaskan bahwa buah dari dahan golongan kanan adalah Nabi Muhammad mencintai mereka dan mereka mencintai Nabi Muhammad. Buah dari dahan golongan kiri adalah Allah tidak akan menghukum mereka selama Nabi Muhammad SAW masih bersama mereka sebagaimana yang tertulis dalam Alquran Surah Al-Anfal ayat 33, Allah berfirman: “Wa maa kaanallahu liyuadzibahum wa anta fihim,”. Yang artinya: “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu (Nabi Muhammad) berada di antara mereka,”.

Sedangkan buah dari orang-orang terdahulu yang mendekati Allah adalah Rasulullah SAW. Maka orang-orang yang bersamanya tegas kepada orang-orang kafir dan saling mengasihi di antara mereka. Berkah Rasulullah meliputi cakrawala, kalimatnya pun sempurna.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement