Kamis 21 Jan 2021 00:00 WIB

Apakah Hewan Juga Dibangkitkan dan Dihisab Kelak di Kiamat?

Terdapat 3 pendapat nasib hewan kelak pada hari kiamat

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Terdapat 3 pendapat nasib hewa kelak pada hari kiamat. Ilustrasi hewan
Foto: EPA-EFE/KIM LUDBROOK
Terdapat 3 pendapat nasib hewa kelak pada hari kiamat. Ilustrasi hewan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hewan-hewan yang ada di muka bumi juga termasuk makhluk Allah SWT. Seperti apakah nasib mereka kelak pada hari kiamat? Apakah mereka akan dibangkitkan dan digiring layaknya manusia?  

Banyak pendapat yang membahas mengenai keadaan hewan setelah mereka dimatikan Allah SWT. 

Baca Juga

Pendapat pertama, seluruh hewan yang mati nantinya akan dikumpulkan  Allah setelah hari kiamat. Di antara pendukung pendapat ini Abu Hurairah, Abu Dhzar Al-Ghifari, salah satu pendapat Ibnu Abbas, Ibnu Taimiyyah, Al-Isfarayini.  Allah SWT berfirman: وَإِذَا الْوُحُوشُ حُشِرَتْ ”Apabila binatang-binatang dikumpulkan.” (QS At Takwir 5).  

Lalu mereka akan di qisas, pembalasan atas kezaliman sesama mereka. Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:  

لَتُؤَدُّنَّ الْحُقُوقَ إِلَى أَهْلِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُقَادَ لِلشَّاةِ الْجَلْحَاءِ مِنْ الشَّاةِ الْقَرْنَاءِ “Sungguh semua hak akan dikembalikan kepada pemiliknya di hari kiamat, sampai diqisas dari kambing yang tidak punya tanduk, kepada kambing bertanduk (yang pernah menanduk).” (HR. Ahmad 7404 & Muslim 6745)

Selanjutnya, setelah selesai qisas, mereka dijadikan debu. Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda:  

يقضي الله بين خلقه الجن والإنس والبهائم، وإنه ليقيد يومئذ الجماء من القرناء حتى إذا لم يبق تبعة عند واحدة لأخرى قال الله: كونوا ترابا، فعند ذلك يقول الكافر: يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا 

“Allah akan menegakkan qishas antar-semua makhluknya, jin, manusia, dan binatang. Pada hari itu, akan diqishas dari kambing yang tidak memiliki tanduk untuk membalas kambing bertanduk. Hingga setelah tidak tersisa lagi kedzaliman apapun yang belum terbalaskan, Allah berfirman kepada binatang, “Jadilah tanah.” di saat itulah, orang kafir mengatakan, “Andai aku menjadi tanah.” 

Allah SWT juga menyatakan dalam surat Al Anam yang dianggap sebagai penguat pendapat ini yaitu: 

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأَرْضِ وَلا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلا أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ

”Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (QS Al Anam 38).

Pendapat kedua, hewan yang dibangkitkan pada hari kiamat menurut Ibnu Abbas tidak untuk dilakukan qisas atau pembalasan. Melainkan diberikan pahala. Ini karena hewan tidak mendapatkan tugas dari Allah SWT semasa di dunia. Sehingga hewan tidak ada tuntutan maupun mendapat hukuman. Imam Al-Asya’ari mendukung pendapat ini. 

Pendapat ketiga, Allah akan menghidupkan kembali hewan tersebut tetapi hanya hidup diantara hewan saja tidak lagi hidup diantara makhluk lain atau bisa jadi Allah tidak akan menghidupkannya kembali. Wallah a'lam bi shawab.

Sumber: mawdoo3

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement