REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG-–Wakil Gubernur Bangka Belitung (Babel), Abdul Fatah memimpin Rapat Terkait Pengalokasian Anggaran untuk Percepatan Penanganan Covid-19 di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Labkesda), di Ruang Rapat Romodong, Kantor Gubernur Babel, Rabu (20/1).
Hal ini dilatarbelakangi kondisi Labkesda yang kehabisan stok kit reagen, akibat melonjaknya pasien Covid-19, sehingga menghambat penyelesaian uji sampel Covid-19. “Untuk pengajuan anggaran ini, saya sarankan agar Dinkes Babel dapat menyusun ulang usulannya dan menghitung kembali secara rinci, akurat, dan representatif dalam satu usulan saja. Namun, kami Tim Tim Anggaran Perangkat Daerah (TAPD) sejatinya mendukung hal ini segera diusulkan secepatnya,” katanya.
Wagub Babel dan tim TAPD Babel belum bisa menyetujui pengajuan anggaran ini. Harapannya, Labkesda Babel dapat menghitung ulang draft usulan secepatnya, mengingat kebutuhan terhadap alat kesehatan ini yang sangat mendesak.
Sekda Naziarto yang turut hadir pada rapat ini memberi masukan sekaligus mengkritisi beberapa poin yang dirasa kurang tepat. Dirinya menyarankan agar dalam proses pengajuan anggaran dapat dirinci secara tepat, agar tidak tercatat dalam sistem keuangan sebagai temuan baru.
“Dari dua RKA yang diajukan Dinas Kesehatan, sebaiknya diteliti lebih rinci dan detail agar tidak terjadi dobel pembayaran, dobel petugas, kelebihan jam, dan sebagainya. Usulan alokasi anggaran sebaiknya dibagi menjadi dua yakni usulan insentif petugas Labkesda dan belanja alat kesehatan,” tuturnya.
Sementara itu Ira Ajeng Astrid, Kepala Labkesda Babel mengatakan saat ini ada 4.700 sampel Covid-19 yang belum diuji terhitung sejak akhir Desember 2020. “Saat ini, Labkesda Babel hanya mampu menyelesaikan 80 sampel per hari yang masuk dari pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB dan 160 sampel hingga pukul 23.00 WIB secara manual. Padahal biasanya, kita bisa menyelesaikan uji sampel sampai dengan 500 sampel per hari. Hal ini tidak lain karena Labkesda kehabisan stok reagen yang menghambat proses uji sampel,” katanya.
Reagen sendiri adalah ekstraksi yang digunakan dalam pengecekan spesimen yang berisi sejumlah senyawa kimia untuk mendeteksi SARS-CoV-2, virus penyebab penyakit Covid-19.
Lebih jauh, Astrid menyebut bahwa saat ini Labkesda memiliki armada sebanyak 31 orang termasuk di dalamnya, dokter spesialis patologi klinis, pengelola sampel laboratorium, petugas administrasi penerima sampel, petugas yang mengambil sampel, dan Pekerja Harian Lepas (PHL) sebagai petugas umum yang patut diperhitungkan beban kerja dan dedikasinya dalam menangani sampel Covid-19.