Jumat 22 Jan 2021 09:26 WIB

Google Ancam Tutup Mesin Pencari di Australia

Australia berusaha agar raksasa teknologi itu membayar royalti pada perusahaan media.

Rep: Lintar Satria/ Red: Dwi Murdaningsih
(Foto: ilustrasi Google)
Foto: Flickr
(Foto: ilustrasi Google)

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE--Google mengancam akan menutup mesin pencarinya dari Australia. Sebab Negeri Kanguru berusaha agar raksasa teknologi itu membayar royalti pada perusahaan media. Australia membuat terobosan dengan menekan Google, Facebook dan perusahaan teknologi membayar perusahaan media untuk konten berita mereka.

Namun perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS) melawan balik dengan mengatakan undang-undang tersebut memberatkan dan akan merusak akses masyarakat setempat terhadap layanan berita. Pada Senat Australia, Google mengatakan undang-undang itu 'tidak dapat dikerjakan'.

Baca Juga

"Bila versi norma hukum ini menjadi undang-undang, maka tidak memberi kami pilihan lain selain menghentikan ketersediaan mesin pencari Google di Australia," kata managing director Google Australia, Mel Silva seperti dikutip BBC, Jumat (22/1).

Politisi-politisi Australia dijadwalkan mendebatkan undang-undang itu pada tahun ini. Mesin pencari Google sangat dominan di Australia dan pemerintah mengatakan hampir menjadi utilitas yang sangat penting dengan pesaing yang sangat kecil.

Pemerintah Australia berpendapat karena Google mendapatkan konsumen dari orang-orang yang ingin membaca berita. Maka perusahaan teknologi itu harus membayar ke perusahaan-perusahaan media dalam 'jumlah yang sesuai' untuk jurnalisme mereka.

Ancaman Google untuk menghapus produk utamanya menjadi langkah paling buruk dalam debat mengenai upaya meregulasi perusahaan teknologi raksasa. Silva mengatakan undang-undang itu menjadi 'preseden yang tak dapat dipertahankan bagi bisnis' Google.

Selain itu menurut Silva, undang-undang tersebut  tidak sesuai dengan aliran informasi bebas atau 'bagaimana internet bekerja'. Pekan lalu Google memblokir satu situs berita Australia dari hasil pencarian mesin pencarinya.

Google mengatakan langkah tersebut adalah eksperimen untuk menguji nilai layanan berita Australia. Tahun lalu Facebook juga mengancam bila Australia meloloskan undang-undang tersebut mereka akan menutup fitur yang mengizinkan pengguna di Australia berbagi berita di platform mereka.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement