Advertisement

In Picture: Wisatawan Lokal Mulai Ramai Kunjungi Permukiman Baduy

Jumat 22 Jan 2021 12:57 WIB

Red: Dwi Murdaningsih

Warga Suku Baduy Luar menunjukan buah durian yang akan dijualnya di Desa Kenekes, Lebak, Banten, Rabu (20/1/2021). Memasuki musim buah durian pada bulan Januari hingga Februari, warga Suku Baduy menjual berbagai jenis buah durian lokal dari kawasan Baduy tersebut dengan harga Rp30-50 ribu per buah.

Foto: MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS/ANTARA
Kawasan Baduy masih terbebas dari virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Wisatawan lokal mulai ramai mengunjungi kawasan permukiman Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak. Mereka menikmati panorama alam di daerah itu, sambil menikmati makan buah durian.

Kebanyakan wisatawan lokal itu datang dari berbagai daerah di Provinsi Banten, seperti Serang, Bayah, Tangerang, dan Pandeglang.

Baca Juga

"Kami datang ke sini bersama rombongan ingin melihat kehidupan warga Baduy juga menikmati makan durian," kata Tati, warga Bayah, Kabupaten Lebak, Jumat (22/1).

Kawasan permukiman Baduy di Kabupaten Lebak cukup menarik. Selain alamnya masih asri, kehidupan masyarakatnya juga sederhana.

Masyarakat Baduy menghuni rumah panggung yang terbuat dari atap rumbia, hamparan dan dinding bilik bambu tanpa dilengkapi kamar mandi serta toilet. Selama ini, kata dia, kehidupan mereka penuh kedamaian dan ketentraman dengan mempertahankan budaya peninggalan nenek moyang.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Wisatawan lokal mulai ramai mengunjungi kawasan permukiman Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak. Mereka menikmati panorama alam di daerah itu, sambil menikmati makan buah durian.

Kebanyakan wisatawan lokal itu datang dari berbagai daerah di Provinsi Banten, seperti Serang, Bayah, Tangerang, dan Pandeglang.

Baca Juga

"Kami datang ke sini bersama rombongan ingin melihat kehidupan warga Baduy juga menikmati makan durian," kata Tati, warga Bayah, Kabupaten Lebak, Jumat (22/1).

Kawasan permukiman Baduy di Kabupaten Lebak cukup menarik. Selain alamnya masih asri, kehidupan masyarakatnya juga sederhana.

Masyarakat Baduy menghuni rumah panggung yang terbuat dari atap rumbia, hamparan dan dinding bilik bambu tanpa dilengkapi kamar mandi serta toilet. Selama ini, kata dia, kehidupan mereka penuh kedamaian dan ketentraman dengan mempertahankan budaya peninggalan nenek moyang.

Sumber : antara
  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 

Ikuti Berita Republika Lainnya