REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerapan intelligence banking dengan memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan menjadi tren baru di tengah masyarakat. Penerapan AI mempunyai manfaat yang besar bagi industri perbankan di Indonesia.
Chief Technology Officer PT Bank Amar Tbk Kevin Kane mengatakan, era digital telah mengubah kebiasaan masyarakat dalam mengakses layanan perbankan. Sebuah riset menunjukkan, sebesar 40 persen responden lebih memilih transaksi perbankan secara online dan 42 persen juga akan lebih menggunakan mobile banking.
Data tersebut menunjukkan pada era digital seperti sekarang ini, sebagian besar nasabah lebih memilih untuk menggunakan digital platform untuk layanan perbankan yang lebih mudah diakses.
"Terlebih lagi dengan penerapan teknologi AI, akan memberikan banyak manfaat bagi nasabah maupun perbankan," ujar Kevin dalam keterangan resmi, Jumat (22/1).
Menurut data McKinsey & Company, terdapat beberapa keuntungan dalam menggunakan AI di layanan perbankan. Pertama, meningkat revenue melalui peningkatan personalisasi layanan kepada nasabah maupun karyawan.
Kedua, menurunkan pengeluaran melalui efisiensi dari teknologi otomatisasi, mengurangi error rates, dan pemanfaatan sumber daya yang lebih baik. Terakhir, bank dapat menangkap peluang baru berdasarkan data yang telah dikumpulkan.
Selain AI, terdapat infrastruktur lainnya yang dibutuhkan dalam mendukung intelligence bank, yaitu Cloud, Data, dan Application Programming Interface (API). "Dengan menggunakan cloud, bank dapat meningkatkan skalabilitas dan kecepatan computer engine yang membantu dalam proses layanan perbankan," ucap Kevin.
Dari sisi lain, data seorang nasabah layanan perbankan kadang terpisah-pisah. Jika data dapat diintegrasikan dalam satu tempat, pengelolaan data dan kegiatan pemasaran perbankan akan dapat lebih tepat sasaran. Adapun integrasi API juga dibutuhkan untuk membantu ketersediaan data dan menyediakan end-to-end services kepada nasabah.