REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggemar sepak bola tentu sudah mengerti tentang istilah 'Liga Petani', kosa kata ini tertuju bagi para klub yang bermain di kompetisi 'kurang populer' Eropa. Namun, satire tersebut sepertinya kini sudah bisa dipatahkan.
Adu argumen dalam sepak bola lumrah terjadi. Karena setiap orang tentu membawa pandangan subyektif untuk tim atau liga yang mereka gemari.
Tren sepak bola modern selalu mengacu pada kompetisi elite Liga Primer Inggris. Alasannya masuk akal, mayoritas klub Liga Inggris memiliki banyak pemain dan pelatih kelas wahid.
Terpajang Kevin De Bruyne sebagai playmaker jempolan saat ini, terselip Harry Kane, pun Mohamed Salah di antara para pelatih beken Josep Guardiola, Jose Mourinho, pun Juergen Klopp.
Faktor lain dari keunggulan Liga Inggris ketimbang deretan kompetisi Liga Petani lainnya adalah klub-klub di kasta tertinggi Negeri Ratu Elizabeth selalu menyuguhkan juara berbeda di setiap tahunnya.
Fragmen yang sangat berbeda ketika menyaksikan geliat kulit bundar Serie A Italia, Ligue 1 Prancis, serta Bundesliga Jerman, yang kerap didominasi oleh Juventus, Paris Saint-Germain (PSG), pun Bayern Muenchen.
Namun kali ini para para penikmat Liga Petani boleh berbangga hati. Pasalnya, laman resmi Federasi Internasional Statistik dan Searah Sepak Bola (IFFHS), Jumat (22/1) mendapuk Bayern Muenchen sebagai klub terbaik Eropa pada 2020.