Selasa 26 Jan 2021 07:38 WIB

Film Pakistan yang Dinilai Menista Islam Masuk Entri Oscar

Film Pakistan masuk Entri Oscar meskipun ada penilaian menista Islam.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Muhammad Hafil
Film Pakistan yang Dinilai Menista Islam Masuk Entri Oscar. Foto: Penistaan agama.    (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Film Pakistan yang Dinilai Menista Islam Masuk Entri Oscar. Foto: Penistaan agama. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Film drama bertajuk "Zindagi Tamasha" yang memicu badai kontroversi di Pakistan, menjadi entri resmi Pakistan untuk Oscar tahun 2021. Film yang diarahkan Sarmad Sultan Khoosat memicu kontroversi karena dianggap melecehkan agama Islam.

Film ini tayang perdana di Festival Film Internasional Busan tahun lalu. Meski mendapat sambutan hangat di internasional, di negaranya sendiri film ini harus mengalami beberapa kali pengunduran jadwal tayang, dari rencana semula dirilis pada 24 Januari 2020. Padahal sebelumnya lembaga sensor Pakistan telah melakukan sensor dan meloloskan film.

Baca Juga

Namun pada Juli 2020, Komite Senat Pakistan untuk Hak Asasi Manusia menyetujui perilisan film tersebut. Meskipun keputusan ini kembali terlibat dalam pertarungan hukum.

Badai protes di Pakistan diinisiasi kelompok sayap kanan, termasuk partai politik Islam Tehreek-e-Labbaik Pakistan (TLP). Mereka mengecam perilisan film dan menyerukan aksi boikot.

Partai tersebut beranggapan bahwa film tersebut "mungkin menyebabkan (seseorang) menyimpang dari ajaran Islam dan nabi."

Sang sutradara, Sarmad Khoosat mengatakan bahwa film Zindagi Tamasha terinspirasi dari kisah nyata yang tidak disebutkan identitasnya. Topik penistaan agama juga merupakan isu yang sangat sensitif di Pakistan. Potensi penghinaan terhadap Islam dapat dituntut berdasarkan undang-undang penistaan yang bisa berujung hukuman mati.

Melalui akun Twitternya, Khoosat mengungkap bahwa sesaat setelah trailer film dirilis, dirinya mendapat banyak ancaman pembunuhan.

"Saya menerima puluhan panggilan telepon dan pesan yang mengancam nyawa saya," kata Khoosat seperti dilansir dari Independent pada Selasa (26/1).

"Semua penolakan dan kecaman yang saya terima karena film ini entah mengapa malah membangkitkan semangat saya untuk terus berkarya. Saya membuat film ini di Pakistan dan terutama, untuk Pakistan, untuk rakyat yang malang dan kebebasannya dirampas," tegas Khoosat.

 

Film ini mengisahkan tentang seorang laki-laki yang dikucilkan, setelah video dirinya yang sedang menari dipernikahan menjadi viral. Tokoh pria berjanggut itu merupakan seorang penyair religi, yang karakternya dianggap sensitif untuk dipertontonkan di khalayak umum. 

Sumber:

https://www.independent.co.uk/news/world/asia/zindagi-tamasha-oscars-2021-pakistan-b1792228.html

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement