REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani mencatat, realisasi pembiayaan investasi untuk mendukung UMKM dan dunia usaha sepanjang tahun lalu mencapai Rp 104,8 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 40,7 persen dari target yang ditetapkan dalam postur APBN terbaru, Rp 257,1 triliun.
Pembiayaan investasi ditujukan untuk mendukung UMKM maupun korporasi yang memiliki fungsi penting dalam pembangunan. "Pertama, untuk beberapa BUMN yang memang memiliki peran critical terhadap pembangunan," ujar Sri dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR secara virtual, Rabu (27/1).
Salah satu program dalam pembiayaan investasi adalah Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk BUMN dan lembaga. Tujuannya, memperbaiki struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas usaha serta melaksanakan penugasan khusus program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Besaran anggaran yang terealisasi untuk PMN ini adalah Rp 56,3 triliun. Beberapa di antaranya untuk PT PLN sebesar Rp 5 triliun hingga PT Hutama Karya dengan nilai RP 11 triliun.
Pembiayaan investasi juga ditujukan untuk Badan Layanan Umum (BLU) dengan realisasi Rp 31,3 triliun. Anggaran ini bertujuan meningkatkan efektivitas pembiayaan bagi koperasi, UMKM, usaha ultra mikro dan pembiayaan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk akselerasi pemulihan ekonomi.