REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan sejumlah mitigasi bencana dalam menghadapi intensitas musim hujan yang semakin tinggi. Sejumlah langkah antisipatif terjadinya bencana saat musim penghujan juga sudah dilakukan.
Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Dudi Gardesi mengataka, ada lima upaya yang telah dilakukan oleh jajarannya untuk mengantisipasi banjir di Ibu Kota. Di antaranya adalah gerebek lumpur, pengelolaan air hujan (drainase vertikal), pemeliharaan pompa, penanganan banjir rob melalui tanggul raksasa atau NCICD, dan pengelolaan sistem polder.
“Gerebek Lumpur itu berbentuk pengerukan/pengurasan, bertujuan meningkatkan kapasitas saluran, kali, sungai, dan waduk, sehingga pada musim hujan daya tampungnya bisa maksimal," kata Dudi dalam diskusi virtual, Kamis (28/1).
Dudi menyebut, pada tahun 2020, sebanyak 23 waduk telah dikeruk, dengan volume pengerukan 44.6402,95 meter kubik. Kemudian, untuk pengerukan kali, total sebanyak 93 lokasi, dengan volume pengerukan 27.9967,493 meter kubik, dan 390 saluran penghubung (PHB) dengan volume pengerukan 12.1002,6 meter kubik.
"Itu untuk tahun 2020 ya, pada tahun-tahun sebelumnya juga sudah dilakukan pengerukan di lokasi lainnya,” ujarnya.