REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Badan amal Muslim terbesar di Inggris, Islamic Relief Worldwide (IRW) telah dibebaskan dari dugaan antisemitisme institusional dalam laporan independen beberapa waktu lalu. Keputusan ini diambil setelah IRW terkena isu dukungan gerakan anisemitisme karena unggahan beberapa pegawainya.
Islamic Relief Worldwide adalah sebuah organisasi global dengan pendapatan tahunan lebih dari Rp 2 triliun. Selama ini, ia dikenal sebagai badan amal yang sangat aktif dengan program-programnya. Ketua penyelidik IRW Dominic Grieve juga membenarkan badan ini telah melakukan banyak kegiatan kemanusiaan di banyak negara.
“Kami sama sekali tidak menemukan bukti masalah reputasi yang muncul atas perilaku beberapa individu memiliki kaitan dengan cara IRW melakukan pekerjaan amal ini,” katanya dilansir dari The Guardian, Jumat (29/1).
Grieve mengatakan tidak ada bukti yang mendukung IRW terlibat dalam gerakan antisemitisme. “Sebaliknya, badan amal telah melakukan banyak upaya memastikan tidak ada antisemitisme, dan saya tidak melihat buktinya di antara staf sama sekali,” katanya.
Kasus ini bermula dari unggahan Tayeb Abdoun, Direktur pengembangan jaringan dan sumber daya IRW. Ia men-tweet materi antisemit dengan nama samaran. Grieve menyebut IRW telah bertindak menangani Tayeb.
Abdoun telah bekerja untuk badan amal tersebut selama lebih dari 25 tahun. Ia terpaksa mengundurkan diri akibat unggahannya tersebut. Beberapa bulan sebelumnya terungkap dua orang calon staf juga telah memposting komentar antisemit di media sosial sebelum mereka diangkat.