REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengecam kritik terhadap penyelidikan yang dilakukan terhadap asal usul virus corona jenis baru (SARS-CoV-2), yang menyebabkan infeksi penyakit COVID-19 dan masih menjadi pandemi hingga saat ini. Tim investigasi WHO saat ini tengah berada di Wuhan, China, di mana kasus COVID-19 pertama kali ditemukan pada Desember 2019.
Penyelidikan dilakukan dengan mencoba mengumpulkan sejumlah bukti bagaimana birus dapat melompat dari hewan ke manusia. Direktur badan darurat PBB, Michael Ryan mengecam orang-orang yang mengkritik misi investigasi tersebut.
Ia menegaskan bahwa semua pihak yang mengklaim memiliki informasi atau laporan, bahkan bukti tentang bagaimana pandemi berasal dapat memberitahukannya kepada WHO.
“Jika Anda memiliki jawabannya, tolong beritahu kami. Bertanggungjawabkah untuk mengatakan Anda tidak menerima laporan, bahkan sebelum itu ditulis?” ujar Ryan dalam konferensi pers di markas besar WHO di Jenewa, Swiss, seperti dilansir Japan Times pada Selasa (2/2).
Misi investigasi WHO disebut dilakukan di tengah beban politik yang berat. Pemerintah China pada awalnya dilaporkan menolak kedatangan hingga pertengahan Januari lalu. Terdapat tanda tanya dari para kritikus mengapa penyelidikan baru dilakukan satu tahun setelah pandemi mulai ditemukan di negara itu.
Meski demikian, Ryan menegaskan tim investigasi WHO pantas mendapatkan dukungan internasional. Tim ahli di Wuhan sekarang telah memulai penyelidikan di lapangan.
Salah satu lokasi tujuan tim WHO adalah pasar makanan laut Huanan, di mana salah satu kelompok infeksi virus corona jenis baru pertama kali dilaporkan muncul. Maria Van Kerkhove, kepala teknis WHO untuk COVID-19 juga mengatakan tim tersebut akan mengunjungi Institut Virologi Wuhan.