Jumat 05 Feb 2021 11:52 WIB

Banjir di Kabupaten Kudus Terus Meluas

Rumah warga yang terdampak banjir di kelima desa tersebut mencapai seribuan rumah.

Warga menggunakan ban dan rakit untuk melewati jalan desa yang tergenang banjir di Desa Setroklangan, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (3/2/2021). Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, banjir yang merendam 10 desa di Kudus sejak Minggu (31/1/2021) tersebut mulai surut dan menyebabkan sebanyak lebih dari 6.000 jiwa terdampak.
Foto: YUSUF NUGROHO/ANTARA
Warga menggunakan ban dan rakit untuk melewati jalan desa yang tergenang banjir di Desa Setroklangan, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (3/2/2021). Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, banjir yang merendam 10 desa di Kudus sejak Minggu (31/1/2021) tersebut mulai surut dan menyebabkan sebanyak lebih dari 6.000 jiwa terdampak.

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Jumlah desa terdampak banjir di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, semakin meluas karena yang terbaru melanda lima desa di Kecamatan Mejobo dan Kecamatan Undaan dan tercatat ada puluhan orang mulai mengungsi, menyusul tingginya genangan banjir.

"Banjir yang terjadi kali ini meliputi Desa Payaman, Termulus dan Kirig (Kecamtan Mejobo) serta Desa Karangrowo dan Ngemplak (Kecamatan Undaan). Sementara warga yang mengungsi berasal dari Desa Payaman, Kirig dan Karangrowo," kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kudus Budi Waluyo.

Untuk warga Desa Payaman, kata dia, mengungsi di SD Payaman serta disediakan pula di TK Pertiwi desa setempat, sedangkan di Desa Kirig dan Karangrowo mengungsinya di rumah sanak saudaranya karena pemerintah desa setempat tengah mengupayakan tempat pengungsian.

Rumah warga yang terdampak banjir di kelima desa tersebut mencapai seribuan rumah dengan jumlah keluarga mencapai 1.262 keluarga dan jumlahnya masih bisa berubah. Penyebab banjir di kelima desa tersebut, untuk di Kecamatan Mejobo akibat melimpasnya Sungai Jeratun serta Sungai Piji dan Dawe ditambah intensitas hujan yang tinggi.

Sedangkan di Kecamatan Undaan disebabkan karena intensitas hujan yang tinggi serta kiriman air Sungai Piji. "Debit air Sungai Juwana (JU) 1 juga sangat tinggi sehingga aliran air dari Sungai Dawe, Sungai Piji dan Sungai Tumpang tidak bisa mengalir ke Sungai Juwana melalui Sungai JU 1, ditambah dengan aliran air dari Sungai Bakinah yang tidak mengalir lancar ke Sungai JU 1," ujarnya.

Camat Mejobo Aan Fitriyanto membenarkan warganya memang ada yang mengungsi ke SD Payaman berjumlah 34 orang karena rumahnya tergenang banjir dengan ketinggian mendekati tempat tidur mereka.

Rumah warga yang tergenang banjir di Desa Payaman, kata dia, mencapai 160 rumah dengan ketinggian bervariasi. Sedangkan yang mengungsi karena ketinggian genangan di rumah semakin tinggi, sedangkan warga yang rumahnya tergenang banjir dengan ketinggian 10 sentimeter masih bertahan.

"Mereka mulai mengungsi sejak Rabu (3/2) malam tercatat baru tujuh orang, kemudian Kamis (4/2) bertambah menjadi 34 orang," ujarnya.

Warga tersebut sudah disiapkan tempat pengungsian di SD Payaman, sedangkan dapur umumnya disediakan di Balai Desa Payaman yang setiap hari membuat 1.000 nasi bungkus.

Sementara data banjir yang dirilis BPBD sebelumnya, tercatat ada 16 desa yang tersebar di Kecamatan Kaliwungu, Jati, dan Mejobo. Sedangkan saat ini bertambah dari Kecamatan Undaan.

Belasan desa tersebut, yakni Desa Setrokalangan, Banget, Gamong, Blimbing Kidul, dan Kedungdowo (Kecamatan Kaliwungu), Desa Jati Wetan, Jati Kulon dan Pasuruhan lor (Kecamatan Jati), Desa Mejobo, Hadiwarno, Kesambi, Tenggeles, Payaman, Gulang, Golantepus, dan Temulus (Kecamatan Mejobo).

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement