REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Pergerakan tanah kembali terjadi di wilayah Desa Bojongsari, Kecamatan Gunungtanjung, Kabupaten Tasikmalaya, belakangan ini. Akibat pergerakan tanah ini, puluhan rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan.
Menurut Kepala Desa Bojongsari, Ubad Badruzaman, saat ini terdapat sekitar 30 rumah warga yang mengalami kerusakan, diduga akibat pergerakan tanah. Tingkat kerusakannya mulai dari ringan, sedang, hingga berat. Sementara jumlah rumah warga yang terdampak disebut lebih banyak lagi.
Karena rumahnya mengalami kerusakan, sejumlah warga terpaksa harus mengungsi. “Yang sudah mengungsi baru warga di sepuluh rumah karena rusaknya sudah berat. Yang lain masih ditempati, tapi warga diminta tetap waspada,” kata dia, Jumat (5/2).
Ubad mengatakan, sejumlah warga memilih mengungsi ke rumah tetangga atau kerabatnya yang dinilai aman. Barang-barang warga, terutama yang berharga, juga telah diamankan.
Namun, ketika siang hari, warga yang terdampak pergerakan tanah ini masih bisa beraktivitas di sekitar rumahnya. Terlebih masih ada ternak di dekat rumah. “Ada kambing dan ayam, beberapa juga sedang panen,” ujarnya.
Menurut Ubad, pergerakan tanah di wilayahnya ini pertama kali terjadi pada sekitar 2018. Setelah itu, tanah masih bergerak secara perlahan.
Namun, beberapa hari lalu, kata dia, terjadi pergerakan tanah yang terbilang signifikan. Termasuk tanah yang berada di atas permukiman. “Kemarin ada pergerakan drastis. Sebelumnya tanah masih rata, sekarang ada yang anjlok sampai empat meter, tapi itu di atas permukiman, kurang lebih seratus meter dari permukiman,” kata dia.
Ubad mengkhawatirkan pergerakan tanah itu memicu terjadinya longsor. Jika itu sampai terjadi, kata dia, rumah warga bisa terkena longsoran. Karenanya, ia berharap pemerintah daerah bisa segera melakukan penanganan terhadap kejadian pergerakan tanah ini. Pasalnya, warga merasa khawatir melihat pergerakan tanah yang masih terjadi.
Apabila lokasi pergerakan tanah itu tidak layak dihuni, Ubad mengeklaim warga siap direlokasi. “Kita ingin memastikan apakah ini masih layak ditempati atau tidak. Kalau memang sudah tidak layak, masyarakat sudah bersedia untuk relokasi. Tinggal cari lahan,” ujar Ubad.