Senin 08 Feb 2021 14:25 WIB

Zona Merah Covid-19 di Jabar Hanya Tinggal Kota Bogor

Sebelumnya delapan daerah di Jawa Barat masuk dalam zona merah Covid-19.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Foto: Humas Pemprov Jawa Barat
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Daerah di Jawa Barat yang masuk dalam zona merah Covid-19 disebut tinggal menyisakan Kota Bogor. Sebelumnya ada delapan daerah yang masuk dalam zona merah di Jabar.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan Wali Kota Bogor, Bima Arya, tengah melakukan berbagai cara menekan penyebaran virus sehingga Bogor keluar dari zona merah Covid-19.

"Untuk Karawang yang sebelumnya selalu ada di zona merah sekarang sudah tidak lagi," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil dalam konferensi pers di Makodam III Siliwangi, Senin (8/2).

Emil juga menyebut tingkat kedisplinan penggunaan masker di Jabar naik menjadi 85,4 persen. Sedangkan kedisiplinan masyarakat menjaga jarak ketika berada di luar rumah menjadi 83,8 persen. "Tingkat kepatuhan penggunaan masker paling baik ada di Kabupaten Bandung," katanya.

Kemudian, kata dia, untuk kepatuhan jaga jarak Kabupaten Bandung pun masih paling baik. Sementara yang kurang patuh dalam menjaga jarak ada di Kabupaten Garut.

Berita baik lainnya, kata Emil, tingkat keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19 di rumah sakit Jabar sekarang tinggal 63 persen. Di mana sebelumnya tingkat keterisian sempat menyentuh angka 80 persen. "Ini menandakan orang yang sakit Covid-19 secara nyata di Jabar itu menurun," katanya.

Terkait data Kementerian Kesehatan yang dirilis, Emil mengklaim ada beberapa yang tidak tepat karena masih memakai data lama. Emil mencontohkan, beberapa hari kemarin ada rilis di mana penambahan kasus di Jabar per hari mencapai 3.000. Namun, 2.000-an kasus tersebut merupakan data lama yang baru dipublikasikan Kemenkes.

"Janji dari Kemenkes pertengahan Februari perbedaan data ini akan selesai, Sehingga yang dilaporkan adalah benar-benar kasus harian dari laboratorium," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement