Selasa 09 Feb 2021 10:03 WIB

Sri Mulyani: Holding Mikro Tambah Aset BRI 1,5 Persen

Meski terlihat kecil, kenaikan itu akan menjangkau pembiayaan 29 juta pelaku usaha.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, pembentukan holding ultra mikro hanya akan menambah sedikit aset PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero). Tapi, penggabungan tiga perusahaan pelat merah ini diyakini akan memberikan dampak lebih besar terhadap pembiayaan ultra mikro.
Foto: ANTARA/Puspa Perwitasari
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, pembentukan holding ultra mikro hanya akan menambah sedikit aset PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero). Tapi, penggabungan tiga perusahaan pelat merah ini diyakini akan memberikan dampak lebih besar terhadap pembiayaan ultra mikro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, pembentukan holding ultramikro hanya akan menambah sedikit aset PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero). Tapi, penggabungan tiga perusahaan pelat merah ini diyakini akan memberikan dampak lebih besar terhadap pembiayaan ultra mikro.

Sri memperhitungkan, holding akan menambah 1,5 persen pada aset BRI. Meski terlihat kecil, kenaikan itu diharapkan mampu menjangkau pembiayaan ke 29 juta ultramikro pada 2024, naik signifikan dibandingkan target 15 juta pada tahun ini. "Akses lebih banyak kepada UMKM ini yang akan jadi fokus untuk memberikan dukungan tersebut," katanya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR secara virtual pada Senin (8/2).

Baca Juga

Pemerintah berencana membentuk holding ultramikro dengan menggabungkan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) (Persero) dan PT Pegadaian (Persero) di bawah naungan BRI.

Sri memastikan, kebijakan ini tidak akan berdampak negatif pada keberlangsungan bisnis ketiga perusahaan tersebut. Salah satunya, mengenai pemutusan hubungan kerja (PHK) maupun menghilangkan unit kerja yang ada di tiap perusahaan.

Justru, Sri menekankan, holding ultramikro akan mempertahankan keunggulan ketiga perusahaan ini sehingga tidak akan terjadi kanibalisasi perusahaan. Komitmen ini juga sudah disetujui oleh Kementerian BUMN yang menyampaikan usulan holding.

Nantinya, Sri mengatakan, pemerintah akan melakukan monitoring dan evaluasi secara intensif mengenai ikatan kontrak kinerja dengan manajemen yang baru. "Ini agar betul-betul bisa merealisasi klaim yang disampaikan pada saat pembahasannya, yaitu ini adalah sinergi dari tiga bisnis model yang saling melengkapi, bukan saling kanibal atau saling merger," katanya.

Sri juga menuturkan, meski sudah bergabung dalam holding, eksistensi PNM dan Pegadaian akan terjaga dan tidak sepenuhnya ‘dicaplok’ BRI. Keberadaan holding akan memperkuat bisnis masing-masing perusahaan. Terlebih karena adanya kekuatan eksisting BRI sebagai bank dengan jaringan luas dan kemampuan besar dalam mengumpulkan dana murah.

"Kami sudah konsultasi dengan OJK dan mereka sampaikan mereka dukung langkah tersebut," ujar mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.

Integrasi tiga BUMN untuk segmen ultramikro dan UMKM ini akan menerapkan model co-existence. Sinergi dan simbiosis mutualisme antara ketiga perusahaan akan dikawal dengan pembentukan Key Performance Indicators (KPI) yang ketat dalam bentuk kuantitatif.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement