Selasa 09 Feb 2021 15:16 WIB

Macam-Macam Bid‘ah, Apa Saja?

Di kalangan ulama terdapat perbedaan pendapat tentang macam-macam bid‘ah.

Macam-Macam Bidah, Apa Saja?
Foto: REUTERS/Damir Sagolj
Macam-Macam Bidah, Apa Saja?

REPUBLIKA.CO.ID, 

Pertanyaan:

Baca Juga

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Ustadz ada sesuatu yang saya mau tanyakan masalah bid‘ah. Apakah ada macam-macam bid‘ah seperti bid‘ah hasanah dan bid‘ah dhalalah? Saya mengharap jawaban dari ustadz. Terima kasih.

Yudhanto Prasetyo (disidangkan pada Jumat, 3 Rabiulawal 1441 H / 1 November 2019 M)

Jawaban:

Wa ‘alaikumussalam wr. wb.

Terima kasih kami ucapkan kepada saudara atas kepercayaan saudara kepada kami untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut. Pertanyaan yang sama dijawab oleh Majelis Tarjih dalam buku Tanya Jawab Agama Jilid 3, Majalah Suara Muhammadiyah No. 10 tahun ke-84/1999 dan No. 1 tahun 2004). Kami akan menerangkan secara ringkas, untuk lebih jelasnya saudara bisa langsung merujuk pada sumber di atas.

Bid‘ah secara bahasa berasal dari akar kata dalam bahasa arab bada‘a artinya mengadakan (membuat) sesuatu yang baru. Adapun dalam istilah syarak pengertian bid‘ah ialah cara baru dalam perkara agama yang diserupakan syariat yang dikerjakan orang dengan maksud berlebih-lebihan dalam beribadah serta mengharap pahala tanpa adanya dalil dalam syarak atau contoh dari Rasulullah saw.

Memahami istilah di atas bahwa bid‘ah dibatasi dalam hal agama (akidah dan ibadah). Kata bid‘ah terdapat dalam hadis Nabi saw, antara lain hadis riwayat Muslim (Shahih, hadis nomor 867) dari Jabir ibnu Abdillah,

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَطَبَ احْمَرَّتْ عَيْنَاهُ، وَعَلَا صَوْتُهُ، وَاشْتَدَّ غَضَبُهُ، حَتَّى كَأَنَّهُ مُنْذِرُ جَيْشٍ يَقُولُ: «صَبَّحَكُمْ وَمَسَّاكُمْ»، وَيَقُولُ: «بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ»، وَيَقْرُنُ بَيْنَ إِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ، وَالْوُسْطَى، وَيَقُولُ: «أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ، وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ  …

"Dari Jabir bin Abdullah (diriwayatkan) ia berkata, bahwasanya apabila Rasulullah saw menyampaikan khutbah maka kedua matanya memerah, suaranya lantang dan semangatnya berkobar-kobar bagaikan panglima perang yang sedang memberikan komando pada bala tentaranya. Beliau bersabda, hendaklah kalian selalu waspada di waktu pagi dan petang. Aku diutus, sementara antara aku dan hari kiamat adalah seperti dua jari ini (yakni jari telunjuk dan jari tengah). Beliau melanjutkan bersabda “Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad saw, seburuk-buruk perkara adalah bid‘ah dan setiap bid‘ah adalah sesat …"

 

sumber : Suara Muhammadiyah
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement