REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, berdasarkan hasil penelitian LBM Eijkman, mutasi virus Covid-19 baru jenis B117 belum ditemukan di Indonesia. Namun, mutasi jenis D614G telah ditemukan di Indonesia.
Temuan ini berdasarkan penelitian melalui whole genome sequencing untuk menemukan varian virus Covid-19. Wiku menyebut, sebanyak 244 genome pun telah dikumpulkan ke GISAID atau bank data influenza.
Ia menjelaskan, virus Covid-19 dapat terus bermutasi di masyarakat. Jika virus tersebut mengalami mutasi yang sangat ekstrem, ujarnya, maka vaksinasi pun bisa menjadi kurang efektif untuk memutus rantai penularan Covid-19 .
"Pada prinsipnya, virus terus mengalami perubahan saat menyebar di masyarakat. Hal ini memungkinkan bagi virus untuk bermutasi dan membuat vaksin menjadi kurang efektif. Namun, hal ini hanya dapat terjadi jika perubahannya sangat ekstrim," jelas Wiku saat International Press Briefing di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (11/2).
Saat ini, pemerintah terus berupaya keras mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko yang bisa terjadi. Sebab, lanjutnya, perkembangan pandemi Covid-19 pun sangat dinamis.
Salah satu upaya yang dilakukan yakni pemerintah akan terus melakukan pengamatan terhadap genome virus Covid-19.
"Tetapi harus diingat bahwa perkembangan pandemi Covid-19 juga sangat dinamis. Sehingga pemerintah terus bekerja keras mengantisipasi kemungkinan terburuk di masa yang akan datang," kata dia.