Jumat 12 Feb 2021 21:03 WIB

Puluhan Santri di Tasikmalaya Masih Bergejala Covid-19

Masih terdapat puluhan santri di Tasikmalaya yang bergejala Covid-19

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nashih Nashrullah
Masih terdapat puluhan santri di Tasikmalaya yang bergejala Covid-19.  Ilustrasi Santri
Foto: Prayogi/Republika
Masih terdapat puluhan santri di Tasikmalaya yang bergejala Covid-19. Ilustrasi Santri

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA – Sebanyak 30 santri salah satu pesantren di wilayah Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, mengalami gejala kehilangan indra penciuman. Puluhan santri itu bergejala setelah terdapat tiga santri yang terkonfirmasi positif di pesantren tersebut. 

 

Baca Juga

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, mengatakan, ada klaster penyebaran Covid-19 baru di lingkungan pesantren. Kasus di pesantren itu bermula ketika satu santri dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.   

 

"Akhirnya kita periksa beberapa orang kontak erat, ditemukan lagi yang positif. Total ada tiga sekarang yang terkonfirmasi," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (12/2) 

 

Selain tiga santri yang positif Covid-19, terdapat 30 santri lainnya yang mengalami gejala kehilangan indra penciuman. Untuk mengetahui kejelasannya, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya melakukan tes swab kepada seluruh penghuni pesantren tersebut, yang seluruhnya berjumlah sekira 1.000 orang. 

 

Sampel swab para santri termasuk pengajar di lingkungan pesantren itu dikirimkan ke Labkesda Provinsi Jawa Barat untuk diperiksa. Hingga saat ini, belum diketahui hasil tes swab para santri dan pengajar tersebut.  

 

Dia menjelaskan, pemeriksaan sampel swab sengaja dilakukan di Bandung. Sebab, kapasitas pemeriksaan di laboratorium di Kota Tasikmalaya sangat terbatas. Dengan dibawa ke Bandung, diharapkan hasil pemeriksaan sampel swab itu bisa diketahui dengan cepat. "Hasilnya belum dapat. Mudah-mudahan secepatnya dapat hasil," kata Uus.

 

Meski demikian, dia menambahkan, tiga santri yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19 telah menjalani isolasi di lingkungan pesantren. Begitu juga dengan puluhan santri yang bergejala.

Para santri itu sudah dipisahkan satu sama lain. Sedangkan kegiatan belajar mengajar di lingkungan pesantren juga telah dihentikan untuk sementara waktu. "Itu semua isolasi dipisah. Pesantren juga sangat kooperatif," kata dia. 

Uus mengatakan, kasus di klaster pesantren itu...

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement