Jumat 12 Feb 2021 22:34 WIB

Masyarakat Baduy Doakan Dunia Kembali Normal

Masyarakat Baduy berharap Covid segera berlalu dan kehidupan kembali normal.

Warga Baduy di Lebak, Banten.
Foto: MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS/ANTARA
Warga Baduy di Lebak, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Lembaga adat masyarakat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten berkumpul dan berdoa agar bangsa Indonesia dan dunia terbebas dari pandemi Covid-19. Masyarakat Baduy berharap kehidupan bangsa di dunia terbebas dari penyebaran virus corona yang berdampak terhadap perekonomian, sosial dan budaya masyarakat.

                               

"Kami berharap doa itu dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa," kata Tetua adat Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes Kabupaten Lebak, Jaro Saija di Lebak, Jumat (12/2).

                                                     

Selama ini, kata dia, jutaan warga dunia telah terpapar penyakit yang mematikan itu dan hingga kini virus corona masih terus menyebar. Pemuka lembaga adat Baduy pun berkumpul di Hutan Cibongkok kawasan Baduy sambil berdoa untuk keselamatan, kesejahteraan, keamanan, dan kedamaian bangsa.

                               

Pertemuan itu dihadiri Jaro Tanggungan 12, sebagian paranormal, Dangka Siradayeuh, Dangka Carungeun, dan Dangka Singkalayeuh. "Kami berharap ritual doa yang dilaksanakan lembaga adat itu bisa terkabulkan agar bangsa itu terbebas dari wabah pandemi Covid-19," katanya. 

Menurut dia, apabila pandemi Covid-19 berakhir, bangsa-bangsa di dunia bisa kembali ke kehidupan normal yang penuh kedamaian, keamanan, dan kesejahteraan. Berakhirnya pandemi juga akan membuat kehidupan bangsa Indonesia penuh kesuburan dan ketentraman, juga roda perekonomian kembali bangkit.

                               

Selama ini, kata dia, pandemi Covid-19 juga berdampak pada menurunnya kunjungan wisatawan ke wilayah masyarakat Baduy. "Saat ini, pelaku usaha warga Baduy gulung tikar karena tidak adanya pembeli dari pengunjung akibat adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)," katanya.

                          

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement