REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, terdapat kenaikan signifikan hingga dua digit pada kinerja ekspor pertanian pada bulan pertama 2021. Total nilai ekspor pertanian tercatat sebesar 370 dolar AS.
Kepala BPS Suhariyanto, mengatakan, nilai tersebut mengalami kenaikan 13,91 persen jika dibandingkan Januari 2020 (year on year/yoy). Saat itu, nilai ekspor pertanian 295,5 juta dolar AS.
"Ekspor pertanian naik 13,91 persen, cukup besar. Di sana ada beberapa ekspor yang naik, seperti sarang burung, tanaman obat, hasil hutan bukan kayu, serta mutiara hasil budidaya," kata Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin (15/2).
Kendati demikian, Suhariyanto menuturkan, jika dibandingkan Desember 2020 (month to month/mtm), capaian ekspor pertanian pada awal 2021 turun tajam. Yakni mencapai 22,19 persen. Sebab, pada Desember 2020 nilai ekspor mencapai 433 juta dolar AS.
Adapun komoditas yang mengalami penurunan cukup besar yakni kopi, tanaman obat, tanaman aromatik, cengkih, serta buah-buahan tahunan.
Ia menerangkan, secara kumulatif tahun 2020, ekspor pertanian tercatat 4,1 miliar dolar AS. Kinerja tersebut menunjukkan kenaikan 14,03 persen dari ekspor tahun 2019 yang sebesar 3,6 miliar dolar AS.
Secara terpisah, Perkumpulan Eksportir Komoditas Indonesia Tiongkok (PEKIT) menyambut positif dukungan pemerintah mendorong ekspor sarang burung walet (SBW). Apalagi di tengah pandemi Covid-19, Indonesia mengalami peningkatan permintaan sarang burung walet.
“Kami di asosiasi sangat senang bila sarang burung walet disebut harta karun tersembunyi. Namun, sebenarnya kami sudah lama ekspor ke mancanegara, dan memang pasar sarang burung walet ke China yang tertinggi,” kata Ketua PEKIT Mulyanto.