Senin 15 Feb 2021 18:12 WIB

4.001 Ha Tambak Terendam, Kerugian Capai Puluhan Miliar

Tidak semua petambak mendapat asuransi kerugian karena kuota terbatas.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Fuji Pratiwi
Foto udara banjir yang merendam rumah warga dan lahan tambak (ilustrasi). Akibat terendam banjir, para petambak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat mengalami kerugian yang diprediksi mencapai puluhan miliar rupiah.
Foto: Antara/Jojon
Foto udara banjir yang merendam rumah warga dan lahan tambak (ilustrasi). Akibat terendam banjir, para petambak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat mengalami kerugian yang diprediksi mencapai puluhan miliar rupiah.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Ribuan hektare (Ha) tambak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat terendam banjir. Kerugian yang dialami para petambak akibat kondisi itu diperkirakan mencapai puluhan miliar.

Plt Kepala dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kabupaten Indramayu, Edi Umaedi, menyebutkan, berdasarkan pendataan sementara hingga akhir pekan kemarin, luas tambak yang terendam banjir mencapai 4.001,3 hektare. Jumlah itu tersebar di sejumlah kecamatan.

Baca Juga

"Paling parah di Kecamatan Losarang, yang mencapai 3.800 hektare," kata Edi, Senin (15/2).

Edi menyebutkan, budidaya di tambak-tambak yang terendam itu bermacam-macam. Mulai dari ikan lele, nila, gurame, bandeng, dan udang.

"Umurnya pun bervariasi. Ada yang kecil dan adapula yang sudah siap panen," kata Edi.

Banjir yang merendam sebagian besar wilayah Kabupaten Indramayu pada pekan lalu itu telah membuat ikan dan udang yang dibudidayakan di tambak hilang terbawa air.

Selain hilangnya budidaya, lanjut Edi, para petambak juga merugi akibat kerusakan pada pematang tambak. Banjir yang menggenang selama berhari-hari, telah membuat pematang yang terbuat dari tanah menjadi terkikis, longsor bahkan jebol.

Edi mengaku belum bisa memastikan nilai kerugian yang dialami para petambak akibat banjir tersebut. Pasalnya, penghitungan saat ini masih berjalan. Namun, dia memperkirakan total kerugian seluruh petambak mencapai puluhan miliar.

Edi menambahkan, para petambak yang terdampak banjir itu belum seluruhnya memiliki asuransi pembudidaya yang diprogramkan pemerintah. Dia menyebutkan, sejak tahun lalu, kuota asuransi pembudidaya yang ditetapkan pemerintah bagi Kabupaten Indramayu hanya 160 orang.

"Jadi belum semua petambak terlindungi asuransi pembudidaya," kata Edi.

Sementara itu, kaburnya ikan dari dalam tambak justru dimanfaatkan sebagian warga. Mereka ramai-ramai memancing ikan di genangan banjir. Tak hanya menggunakan pancing, mereka bahkan menggunakan jaring agar lebih mudah menangkap ikan.

Hal itu seperti yang terlihat di wilayah Kecamatan Kandanghaur, yang berbatasan dengan Kecamatan Losarang. Warga ramai-ramai memancing ikan di jalur pantura bahkan tempat pemakaman umum yang terendam banjir. Warga dengan mudah memperoleh ikan gurame, lele maupun nila yang lepas dari tambak. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement