REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pimpinan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang baru terpilih Ngozi Okonjo-Iweala memperingatkan nasionalisme vaksin akan memperlambat upaya pemulihan pandemi Covid-19. Selain itu juga mengikis pertumbuhan ekonomi semua negara, baik yang kaya maupun miskin.
Ngozi Okonjo-Iweala mengatakan prioritas utamanya adalah menambah upaya untuk mengatasi pandemi. Ia meminta negara anggota harus mempercepat usaha untuk mencabut pembatasan ekspor yang memperlambat perdagangan obat-obatan dan berbagai pasokan lainnya.
Mantan menteri keuangan Nigeria dan senior eksekutif Bank Dunia itu ditunjuk sebagai kepala WTO melalui proses konsensus pada Senin (15/2) kemarin. Ia akan mulai masa jabatannya pada 1 Maret mendatang.
"WTO dapat berkontribusi lebih banyak untuk membantu menghentikan pandemi," kata Okonjo-Iweala di rumahnya di Washington, Selasa (16/2).
"Tidak ada yang aman sampai semua orang aman, nasionalisme vaksin pada saat ini tidak dapat diterima, karena variasi virus sudah datang, bila tidak mengimunisasi semua negara, maka hanya akan jadi pukulan baik, tidak masuk akal rakyat di tempat lain sekarat, mengantri, sementara kami memiliki teknologinya," kata Okonjo-Iweala.
Baca juga : Tolak Divaksin, Komnas HAM: Monggo Ancaman 1 Tahun Penjara
Okonjo-Iweala mengatakan penelitian menemukan ekonomi global akan kehilangan output senilai 9 triliun dolar AS bila negara-negara miskin tidak segera memvaksin rakyat mereka. Setengah dampaknya akan ditanggung negara-negara kaya.