REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tasikmalaya merilis angka kemiskinan di Kota Tasikmalaya pada periode Maret 2020 mengalami kenaikan dibandingkan Maret 2019 sebelumnya. Dalam data yang dirilis pada awal Januari 2021, jumlah penduduk miskin di daerah itu bertambah sebanyak 9,15 ribu jiwa pada Maret tahun lalu.
Berdasarkan data BPS, pada Maret 2019 total penduduk miskin di Kota Tasikmalaya berjumlah 76,98 ribu jiwa. Sementara pada Maret 2020, jumlah penduduk miskin bertambah menjadi 86,13 ribu jiwa."Berdasarkan pantauan di lapangan, pandemi Covid-19 memang cukup berpengaruh dalam menambah angka kemiskinan," kata Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, Dinas Sosial Kota Tasikmalaya, Nana, kepada Republika, Selasa (16/2).
Ia mencontohkan, banyak warga Kota Tasikmalaya yang semula memiliki usaha, tapi pendapatannya turun karena pandemi. Tak hanya itu, warga lainnya juga banyak yang terdampak.
Untuk mengatasinya, pihaknya akan melakukan verifikasi ulang data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). Sebab, dengan penambahan angka kemiskinan di Kota Tasikmalaya, banyak penduduk yang belum masuk DTKS."DTKS kemarin kan mengacu pada 2018. Sekarang mau ada pendataan lagi. Karena sekarang bantuan itu kan harus melalui DTKS," kata dia.
Nana mengatakan, verifikasi DTKS di Kota Tasikmalaya kemungkinan akan dilakukan pada triwulan kedua 2021. Dalam prosesnya, pihaknya juga akan melibatkan pihak kecamatan, kelurahan, hingga RT/RW."Karena yang mengetahui masyarakatnya miskin adalah RT," kata dia.
Sebelumnya, BPS pusat mencatat, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2020 mencapai 27,55 juta orang. Angka itu naik 2,76 juta orang dibandingkan September 2019. Pandemi Covid-19 disebut sebagai salah satu faktor utama meningkatnya angka kemiskinan.