REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP) di Yogyakarta turut berkontribusi dalam pengembangan GeNose C19. BBKKP Kemenperin berkolaborasi dengan PT Yogya Presisi Teknikatama (YPTI) mendukung produksi GeNose dalam konsorsium yang dipimpin Universitas Gadjah Mada (UGM).
BBKKP mengembangkan formula untuk beberapa komponen GeNose C19 yang berbahan karet, yaitu gasket/seal dan plug GeNose C19. "BBKKP juga menjadi tempat produksi gasket/seal dan plug GeNose C19," kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Industri (BSKI) Kemenperin Doddy Rahadi di Jakarta melalui keterangan resmi, Jumat (19/2).
Gasket/seal dan plug merupakan komponen yang berfungsi merekatkan komponen elektronik dalam module sensor. Komponen ini dapat meminimalisasi gangguan dalam pembacaan.
"Material karet dan aditifnya diformulasikan sedemikian rupa agar tidak memberikan interferensi atau gangguan terhadap kinerja sensor. Hanya saja tetap mempunyai karakteristik yang prima," kata Doddy.
Lewat keberhasilan BBKKP mengembangkan formula dan memproduksi gasket/seal dan plug GeNose, YPTI menggandeng kembali BBKKP dalam mengembangkan sample bag non-rebreathing mask. Kemenperin sangat mengapresiasi sinergi ini karena dapat mendukung upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di Tanah Air.
Kepala BBKKP Agus Kuntoro menyampaikan, saat ini BBKKP tengah berkoordinasi dengan konsorsium dalam mengembangkan sample bag non-rebreathing mask. Kantung ini berfungsi sebagai penampung udara sample uji untuk GeNose.
"Sample bag non-rebreathing mask dikembangkan sebagai pengganti sample bag GeNose C19 yang terbuat dari plastik," kata Agus.
Inovasi tersebut bertujuan menekan biaya produksi GeNose sehingga harga jual menjadi kompetitif dan dapat menekan impor. Bahkan diyakini bakal berkontribusi pada produktivitas sektor industri nasional di tengah tekanan pandemi Covid-19 saat ini, tanpa mengorbankan efektivitas dan sensitivitas alat.
"Hal ini demi mendukung percepatan pemulihan dan kebangkitan ekonomi. Tentunya tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan manusia," kata Agus.