Jumat 19 Feb 2021 21:45 WIB

Penjelasan PVMBG Soal Longsor di Cilawu Garut

Longsor terjadi di lahan perkampungan warga di Kampung Cipager, Desa Karyamekar.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andri Saubani
Sejumlah rumah terancam longsor di Desa Karyamekar, Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Ahad (14/2/2021). Hujan deras mengakibatkan tebing sepanjang 500 meter longsor hingga menimbun area persawahan milik warga seluas tiga hektare dan sebanyak sembilan rumah terdampak serta 42 rumah lainnya terancam.
Foto: ANTARA/Candra Yanuarsyah
Sejumlah rumah terancam longsor di Desa Karyamekar, Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Ahad (14/2/2021). Hujan deras mengakibatkan tebing sepanjang 500 meter longsor hingga menimbun area persawahan milik warga seluas tiga hektare dan sebanyak sembilan rumah terdampak serta 42 rumah lainnya terancam.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Ratusan warga di Kampung Cipager, Desa Karyamekar, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, terdampak akibat tanah longsor yang terjadi pada Jumat (12/2). Longsor di wilayah itu terjadi di lahan perkampungan warga sepanjang 500 meter dan membuat kedalaman sekira 50 meter.

Koordinator Mitigasi Gerakan Tanah, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Agus Budianto menilai, kejadian longsor itu dipicu terkikisnya tanah oleh jalur air. PVMBG menyebut sudah pernah membuat rekomendasi untuk memindahkan jalur air tersebut.

Baca Juga

"Cilawu itu kita sudah pernah melakukan kajian sebelumnya. Rekomendasinya, jalur air harus dipindahkan. Itu kan yang longsor besar itu di jalur air yang berbatasan dengan perkampungan," kata dia saat dihubungi Republika, Jumat (19/2).

Ia mengatakan, PVMBG sudah menerima surat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, untuk melakukan kajian pascakejadian. Namun, ia mengaku belum sempat mendatangi lokasi longsor tersebut.