Sabtu 20 Feb 2021 20:02 WIB

Mengapa Lembaga Filantropi Islam Sangat Penting?

Keberadaan lembaga filantropi Islam sangat penting era sekarang

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Petugas membungkus bantuan paket sembako di MDMC Muhammadiyah, Yogyakarta, Rabu (22/4). PP Muhammadiyah secara serentak membagikan 5 ribu paket sembako secara nasional
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Petugas membungkus bantuan paket sembako di MDMC Muhammadiyah, Yogyakarta, Rabu (22/4). PP Muhammadiyah secara serentak membagikan 5 ribu paket sembako secara nasional

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah menggelar diskusi rutin bulanan dengan tema ‘Menentukan Strategi Gerakan Filantropi Muhammadiyah’ yang diadakan secara virtual, Sabtu (20/2).

Acara yang disiarkan melalui platform Zoom ini diikuti ratusan anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah, baik pusat maupun daerah-daerah di seluruh Indonesia. 

Baca Juga

Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC)  PP Muhammadiyah, Rahmawati Husein, PhD, menjelaskan kegiatan kemusiaan adalah kegiatan yang bertujuan meringankan penderitaan sesama manusia yang dengan tidak membedakan agama atau kepercayaan, suku, jenis kelamin, kedudukan sosial, atau kriteria lain yang serupa, khususnya yang diakibatkan bencana baik alam maupun non alam, serta konflik atau perang.

 

Lembaga kemanusiaan sangat dibutuhkan, karena kebutuhan bantuan manusiaan terus meningkat dari tahun ke tahun, baik akibat bencana, konflik maupun perang. Bantuan dana meningkat tapi belum mencukupo untuk memenuhi kebutuhan yang ada, kata dia saat menyampaikan data MDMC dalam forum, Sabtu (20/2). 

 

“Di samping masalah pendanaan, tantangan krisis kemanusiaan berubah dari jangka pendek menjadi berkepanjangan dan multi dimensi. Diperlukan peguatan pendanaan dan energi dari para aktor kemanusiaan,” ujarnya menambahkan.

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement