Ahad 21 Feb 2021 06:09 WIB

Jokowi: Testing Covid-19 tak Merata, Tracing Belum Baik

Ada provinsi dengan kemampuan testing tinggi, ada juga yang rendah.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas kesehatan memasukkan sampel lendir ke dalam wadahnya usai melakukan tes usap Antigen COVID-19 secara acak (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Petugas kesehatan memasukkan sampel lendir ke dalam wadahnya usai melakukan tes usap Antigen COVID-19 secara acak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui kapasitas testing atau pemeriksaan spesimen Covid-19 tidak merata di setiap daerah. Ada provinsi dengan kemampuan testing tinggi, namun ada juga yang capaian pemeriksaannya rendah. 

"Kita ngomong apa adanya, tidak bisa merata. Kayak DKI, DKI ini (kapasitasnya) sudah 12 kali dari standar WHO. Yang lain ya, yang sudah standar banyak, tapi yang belum juga banyak," ujar Presiden Jokowi dalam dialog bersama sejumlah pimpinan media massa di Istana Merdeka, Rabu (17/2). Dialog ini diunggah di website resmi istana Sabtu (20/2).

Baca Juga

Presiden menjelaskan, standar kemampuan testing Indonesia menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah 38 ribu per hari. Sementara kemampuan Indonesia saat ini, ujar presiden, sudah bisa mencapai 40 ribu bahkan 70 ribu pemeriksaan dalam satu hari. 

"Sebetulnya standarnya 38 ribu hitungan WHO. Jadi jangan didorong-dorong terus. Enggak apa-apa, sebetulnya kita mengejar tinggi. Tapi rata. Jangan sampai hanya di DKI saja. Mestinya semua provinsi itu standarnya standar WHO, ketemu sudah. Itu yang konsisten kita lakukan," ujar Jokowi.