Senin 22 Feb 2021 06:41 WIB

PLN Bertransformasi Sambut Industri Mobil Listrik

Diskon 30 persen diberikan saat mengisi baterai mobil listrik pukul 22.00-05-00 WIB.

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Gita Amanda
Stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) milik PLN untuk mengisi baterai mobil atau motor listrik. Ke depannya PLN mengembangkan charging di rumah untuk memudahkan pengguna kendaraan listrik.
Foto: Foto Dok PLN
Stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) milik PLN untuk mengisi baterai mobil atau motor listrik. Ke depannya PLN mengembangkan charging di rumah untuk memudahkan pengguna kendaraan listrik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prospek cerah bisnis energi pada masa depan ingin digarap maksimal oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Direktur Utama PT PLN Zulkifli Zaini, mengatakan, PLN bersiap melakukan transformasi bisnis dalam menyikapi lingkungan bisnis yang berubah. Karena jika tidak begitu, sambung dia, PLN bisa ditinggalkan pelanggan. Sehingga, konsep yang diusung PLN sekarang adalah dari supply driven organization menjadi deman driven organization.

"Perubahan itu mutlak. Bukan perusahaan paling besar dan paling pintar yang akan survive dalam situasi saat ini, yang bertahan adalah yang bisa menyesuikan lingkungan bisnis yang berubah," kata Zulkifli dalam webinar bertajuk 'Tetap Optimis di Tengah Krisis' di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dia pun memasang target, PLN menjadi perusahaan listrik terbaik dan pilihan utama konsumen di Asia Tenggara. Salah satu kebijakan yang ditempuh adalah PLN merespon clean energy dengan menghadirkan infrastruktur di masyarakat. Pasalnya, industri kendaraan listrik ke depannya, menjadi pilihan mutlak yang tidak bisa dihindari.

"Kita akan banyak bangun stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang akan mendukung mobil listrik, kemudian juga motor listrik," kata Zulkifli.

Dia memahami, pengguna mobil dan motor listrik di Indonesia jumlahnya masih sedikit. Dari total penjualan mobil 500 ribu unit dan motor 3,6 juta unit sepanjang 2020, penjualan kendaraan listrik belum sampai satu persen. Kondisi itu terjadi lantaran harga kendaraan yang operasinya disuplai listrik masih lebih mahal dibandingkan kendaraan bahan bakar minyak (BBM).

"Kita paham masih ada tantangan di sini, karena belum ada insentif kendaraan listrik sehingga mobil listrik relatif lebih mahal dari mobil fosil, motor listrik lebih mahal dari motor fosil, sehingga belum banyak yang berminat membelinya," ujar Zulkifli.

Menurut Zulkifli, PLN terus berinvestasi dengan mendirikan SPKLU di puluhan titik, yang tersebar di Jakarta, Tangerang, hingga Pulau Bali. Hanya saja, karena pemilik kendaraan listrik jumlahnya masih belum masif maka penggunaan fasilitas SPKLU belum maksimal.

"Tetapi kalau nanti sudah diberikan insentif mobil listrik kita melihat cukup banyak mobil dan motor di waktu akan datang, tanpa polusi dan hening, hampir tak ada bunyinya," katanya.

Jika ekosistem sudah terbentuk, pihaknya siap memberikan insentif bagi pemilik kendaraan listrik untuk mengisi bateri pada malam hari. Zulkifli menyebut, PLN siap menyediakan tarif khusus pada pukul 22.00-04.00 WIB, bagi pemilik kendaraan yang mengisi penuh baterai mobil atau motor listrik.

Hal itu karena pada rentang waktu tersebut penggunaan listrik PLN berstatus idle. Sehingga jika pada malam hari semakin banyak pengguna kendaraan listrik memanfaatkan fasilitas itu maka yang diuntungkan adalah PLN dan masyarakat.

"Salah satu tempat yang paling menarik tempat charging bukan di SPKLU, tapi di rumah kita. Pada malam hari, menjelang tidur, kita charge mobil kita, motor kita isi listrik, kita bangun pagi hari, mobil atau motor sudah full baterai siap digunakan. Yang penting motor dan mobil listriknya banyak dulu," kata Zulkifli.

Merespon ide Zulkifli, jajaran PLN pun meluncurkan aplikasi Charge.IN pada akhir Januari 2021. PLN bakal memberikan stimulus berupa diskon 30 persen bagi pengguna kendaraan listrik yang melakukan pengisian daya kendaraan listriknya di rumah pada pukul 22.00-05.00 WIB. Layanan home charging yang terkoneksi dengan saluran PLN tersebut lebih aman, mudah, dan murah.

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN, Bob Saril, mengatakan pengisian daya kendaraan listrik nantinya lebih banyak dilakukan di rumah. Karena jika harus menunggu mengisi listrik berjam-jam di SPKLU tentu tidak efektif. Oleh karena itu, PLN juga menyiapkan infrastruktur pengisian daya di rumah pelanggan beserta stimulus penggunaan listriknya.

Menurut Bob, hadirnya stimulus berupa diskon ini diharapkan dapat mendorong tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. “Kami segera me-launching produk layanan home charging dengan memberikan stimulus khusus bagi pengguna kendaraan listrik. Kemudahan ini tentu akan mendorong orang semakin banyak beralih ke kendaraan listrik, sehingga ekosistemnya semakin berkembang,” ucap Bob.

Tidak hanya masuk di bagian hulu, PLN juga ingin terlibat di hilir terkait produksi mobil listrik. PLN bersinergi dengan perusahaan BUMN lainnya, seperti PT Antam, Mind Id, dan Pertamina dalam membangun Indonesia Battery Corporation. Komponen baterai menjadi sangat penting karena biaya produksinya menyumbang biaya 40-50 persen dari total harga kendaraan listrik.

Karena itu, PLN ingin sekaligus mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di masyarakat. “Langkah-langkah tersebut merupakan upaya PLN untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik yang ramah lingkungan di Indonesia,” ucap Bob.

Dia menambahkan, sejak awal, PLN optimistis kendaraan listrik adalah keniscayaan pilihan terbaik dalam sistem transportasi masa depan. Kendaraan listrik adalah bentuk inovasi manusia untuk mencari solusi atas penggunaan BBM yang bersifat non-renewable, menimbulkan pencemaran lingkungan, dan sebagainya. Sementara di masa depan, manusia memerlukan hidup di bumi yang udaranya lebih bersih dan menggunakan energi yang sumbernya terbarukan.

Listrik tersedia

Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengatakan, pemerintah pusat sangat mendukung penggunaan kendaraan berbasis baterai sebagai solusi mengurangi polusi dan menekan biaya impor BBM. Menurut dia, pasokan listrik yang tersedia sekarang cukup untuk memasok kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).

Tidak hanya itu, pihaknya juga sudah mencanangkan kementerian, lembaga negara, hingga pemerintah daerah mulai menggunakan KBLBB sebagai kendaraan dinas. Selain lebih operasional lebih murah, juga mendukung energi ramah lingkungan karena tak menggunakan bahan bakar fosil.

Pengguna KBLBB hanya cukup mencolok ke sambungan listrik PLN sampai baterai penuh agar kendaraan bisa digunakan. "Sampai 17 Desember 2020, berbagai instansi menunjukkan komitmen mempercepat penggunaan (KBLBB) 757.139 unit roda dua dan 19.220 roda empat," kata Rida.

Menhub Budi Karya Sumadi mendukung perlunya revolusi di industri otomotif untuk mengurangi penggunaan BBM demi kulitas udara lebih baik di Indonesia. Dia mengatakan, Presiden Jokowi sangat menginginkan kendaraan listrik menjadi suatu kenyataan. Budi pun terus menyosialisaikan Perpres Nomor 5 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listri Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.

"Cadangan fosil Indonesia semakin menipis dari tahun ke tahun, sementara konsumsi energi fosil makin meningkat sehingga berpengaruh terhadap kualitas udara, khususnya Ibu Kota. Pemerintah perlu energi altarnatif sebagai pengganti ramah lingkungan," kata Budi.

Kemenhub, kata dia, mendukung produksi mobil listrik secara lokal dan massal. Ke depannya, Budi mendorong kendaraan bermotor, baik operasional maupun angkutan umum diarahkan berbasis listrik. "Kami apresiasi program PLN kami dorong semua stakeholder menggunakan KBLBB," kata Budi. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement