REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kepala Badan Antariksa Turki (TUA) Huseyin Yildirim mengatakan Turki memiliki 10 ribu ahli dalam 10 tahun untuk mencapai tujuan Program Luar Angkasa Nasional Turki. Dia mengaku sejumlah negara telah mengajak Turki untuk melaksanakan proyek bersama.
Namun, kekurangan personel yang memenuhi syarat menjadi alasan kegagalan itu. Turki telah mengalokasikan dana untuk badan tersebut sebanyak 5,46 juta dolar Amerika.
Sementara dana tambahan yang disediakan oleh beberapa lembaga lain totalnya bisa mencapai sekitar 50 juta dolar AS per tahun. Saat ini, perusahaan Delta V tengah mengerjakan pembangunan roket hibrida nasional yang akan diluncurkan sebagai bagian dari misi ke bulan.
Dalam konferensi pers pada awal Februari, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan rencana Turki mendarat di bulan pada 2023. “Tujuan pertama kami adalah mendarat di bulan pada 2023, peringatan 100 tahun Republik Turki. Saya yakin para insinyur Turki akan berhasil menjalankan misi ini,” kata Erdogan.