REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Komunitas Eco-Enzyme Nusantara Provinsi Bali menggandeng Prodi Magister Sains Pertanian Universitas Warmadewa dan pemerintah kabupaten/kota se-Bali, melakukan penyiraman Eco-Enzyme di seluruh Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di wilayah Bali. Hal ini dilakukan untuk mengurangi bau dari tumpukan sampah di TPA.
"Cairan dari sisa sayuran dan buah sampah rumah tangga yang difermentasi selama tiga bulan ini mengurai gas hidrogen sulfida yang menyebabkan sampah menjadi bau," ujar Koordinator Komunitas Eco-Enzyme Nusantara Provinsi Bali, Jokoryanto, Selasa (23/2).
Ia mengatakan, penyemprotan yang telah dimulai secara serentak sejak Ahad (21/2) untuk memperingati Hari Peduli Sampah Nasional akan dilakukan rutin setiap hari selama satu bulan. Sebelumnya, pihaknya juga telah melakukan uji coba penyiraman Eco-Enzyme di TPA Suwung Denpasar dan seluruh Tempat Pembuangan Sementara di Denpasar. Hasilnya, penurunan bau sampah terjadi secara siginifikan.
Ia mengatakan, pengaplikasian cairan Eco-Enzyme untuk mengurangi bau sampah TPA di Bali tersebut merupakan pengimplementasian pertama di dunia. Penyemprotan cairan Eco-Enzyme tersebut juga dilakukan dengan sumber dana dari komunitas dan tidak menggunakan bantuan dari manapun.
"Cairan Eco-Enzyme ini kami buat dari sampah rumah tangga yang dikumpulkan dan difermentasi oleh komunitas kami," ungkap Jokoryanto.
Sementara itu, Kepala UPTD Pengelolaan Sampah Dinas Kehutanan Dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Ni Made Armadi mengatakan pengaplikasian cairan Eco-Enzyme di TPA tersebut dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Sebab, sampah itu akan menimbulkan gas metan yang dapat ditekan dengan penyemprotan cairan Eco-Enzyme.