REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST -- Keputusan Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) untuk memindahkan gelaran leg pertama babak 16 besar Liga Champions, antara Borussia Moenchengladbach kontra Manchester City, menjadi kerugian tersendiri buat Moenchengladbach. Alih-alih menjadi tuan rumah di leg pertama, Monchengladbach bakal tampil di tempat netral, tepatnya di Stadion Puskas Arena, Budapest, Hungaria, Rabu (24/2) dini hari WIB.
Terlepas dari kekalahan 2-3 dari Inter Milan di laga kandang terakhir pada babak penyisihan grup Liga Champions, Moenchengladbach mampu menahan imbang klub raksasa asal Spanyol, Real Madrid, 2-2, dan mencukur Shakhtar Donetsk, 4-0, kala tampil di Stadion Borussia Park di fase grup. Namun, keuntungan tampil di kandang ini tidak akan didapatkan skuad Die Fohlen kala menghadapi the Citizens.
Kendati begitu, tampil di tempat netral bukanlah satu-satunya ujian terbesar yang dihadapi Moenchengladbach di kesempatan pertama tampil di fase gugur Liga Champions sejak 1976. Tantangan terbesar Moenchengladbach adalah kepercayaan diri dan momentum sang lawan. The Citizens mencetak rentetan kemenangan secara beruntun di 18 laga terakhir di semua ajang, termasuk torehan tak pernah kalah di 25 laga terakhir di semua ajang.
The Citizens pun telah melampaui rekor kemenangan beruntun yang ditorehkan tim Inggris di semua kompetisi. Sejak menelan kekalahan 0-2 dari Tottenham Hotspur di pentas Liga Primer Inggris, akhir November tahun lalu, peraih dua titel Liga Primer dalam tiga musim terakhir itu tak pernah merasakan lagi pahitnya kekalahan.
Sempat terseok-seok akibat badai cedera pada awal musim ini, City mulai kembali menemukan performa terbaik dan konsistensi. Tren performa ini pun rasanya juga belum akan berhenti dalam beberapa laga terakhir.
Apalagi, dari stok pemain, skuat City terbilang telah lengkap. Hanya Nathan Ake, yang dipastikan absen lantaran masih mengalami cedera. Sementara striker asal Argentina, Sergio Aguero, sudah mulai berlatih dan tinggal membenahi masalah kebugaran pasca-cedera.
Tekad untuk terus bertahan di jalur kemenangan ini pun ditegaskan pelatih City, Pep Guardiola. Meski tak menutup kemungkinan timnnya mengakhiri catatan impresif ini, Guardiola menegaskan, anak-anak asuhnya akan berupaya memberikan penampilan semaksimal mungkin untuk bisa terus meraih kemenangan dari satu laga ke laga berikutnya. Teranyar, City kini membidik raihan kemenangan di Puskas Arena pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions.
''Kami harus menjaga fokus. Masih ada begitu banyak pertandingan dan momen-momen sulit yang harus kami lalui,'' kata Guardiola di laman resmi klub.
Salah satu tantangan terbesar pelatih asal Spanyol itu adalah menyiapkan mentalitas bertanding anak-anak asuhnya kala tampil di pentas Liga Champions, terutama saat memasuki fase gugur. Dalam delapan musim terakhir, City memang selalu mampu melangkah ke fase gugur Liga Champions. Dengan deretan pemain kelas dunia dan kehadiran Guardiola di kursi pelatih, City kerap digadang-gadang menjadi salah satu favorit peraih gelar juara.
Namun, City belum juga memenuhi ekpektasi. Bahkan, di empat musim terakhir, langkah the Citizens selalu terhenti di perempat final Liga Champions. Keberhasilan membungkam Gladbach di leg pertama akan memperbesar peluang lolos dan menjadi langkah awal City dalam upaya mengakhiri kutukan tersingkir di perempat final.
Di sisi lain, kondisi berbeda justru dialami Die Fohlen jelang laga leg pertama babak 16 besar Liga Champions. Berbeda dari City, yang mampu mengemas kemenangan beruntun, Gladbach justru nirkemenangan di tiga laga terakhir, dengan torehan dua kekalahan dan satu hasil imbang.
Total, dalam lima penampilan terakhir di semua ajang, Die Fohlen menelan dua kekalahan, dua hasil imbang, dan satu kemenangan. Kekalahan 1-2 dari Mainz di lanjutan Bundesliga Jerman, akhir pekan lalu, menjadi catatan terakhir performa tim besutan Marco Rose itu sebelum bertolak ke Stadion Puskas Arena.