Rabu 24 Feb 2021 13:47 WIB

Bank Indonesia Waspadai Kenaikan Yield Obligasi AS

Yield yang meningkat dikhawatirkan akan mengganggu keseimbangan portofolio Indonesia.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Obligasi.
Foto: seputarforex.com
Obligasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mewaspadai dampak kenaikan imbal hasil atau yield obligasi Amerika Serikat (US Treasury) terhadap aliran modal asing di Tanah Air. Berdasarkan data Bloomberg, imbal hasil US Treasury memiliki tenor sepuluh tahun sebesar 1,343 persen, sempat mencapai level tertinggi 1,352 persen pada bulan ini, jauh meningkat dibandingkan awal 2021 kisaran 0,92 persen.

Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Yoga Affandi mengatakan imbal hasil yang meningkat dikhawatirkan akan mengganggu keseimbangan portofolio di seluruh negara berkembang termasuk Indonesia.

Baca Juga

“Kenaikan imbal hasil obligasi AS sedikit mengganggu pasar keuangan. Ada sedikit financial market sesuatu yang agak mengganggu, yaitu kenaikan yield US Treasury sudah mulai naik, seiring dengan optimisme perbaikan ekonomi di AS, yang diperkirakan yield akan terus meningkat, bisa ganggu keseimbangan portofolio,” ujarnya saat acara webinar Infobank “Harmonisasi Kebijakan Moneter dan Fiskal,” Rabu (24/2).

Namun berdasarkan pengalaman, kata Yoga, kenaikan imbal hasil dinilai sebagai sesuatu yang wajar. Dia pun berharap kenaikannya tidak terlalu drastis pada tahun ini.