Selasa 02 Mar 2021 05:50 WIB

Sholat Zuhur Terakhir Cucu Nabi Al-Husain di Medan Karbala

Imam Al-Husain sempat melakukakn sholat Zuhur sebelum syahid di Karbala

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Imam Al-Husain sempat melakukakn sholat Zuhur sebelum syahid di Karbala. Karbala
Foto: [ist]
Imam Al-Husain sempat melakukakn sholat Zuhur sebelum syahid di Karbala. Karbala

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Perang Thaf di Karbala berujung pada kematian cucu Rasulullah ﷺ, al-Husain. Tragedi pada tahun 61 Hijriyah itu merupakan musibah yang begitu besar. Pada saat itu perang antara kubu Al-Husain dan pasukan Kufah tidak berimbang.

Dikutip dari buku Hasan dan Husain the Untold Story karya Sayyid Hasan al-Husaini, saat peperangan meletus, semua terjadi dengan cepat, diawali dengan perang tanding satu lawan satu. 

Yasar maula Ziyad dan Salim maula Ubaidullah bin Ziyad maju mewakili pasukan Kufah. Dengan angkuh keduanya menantang: "Siapa yang berani berduel dengan kami, majulah kemari!"

Mendapat tantangan itu, Abdullah bin Umair al-Kalbi maju ke depan untuk meladeni keduanya. Tidak lama kemudian mereka terlibat dalam pertarungan hebat. Ketika Salim mengayunkan pedangnya, al-Kalbi menangkis serangan itu dengan tangan kiri sehingga jari-jari tangannya putus. 

Namun sejurus kemudian, al-Kalbi berhasil menyerang balik. Dia maju lalu menebaskan pedangnya ke tubuh Salim hingga membuatnya tewas terkapar. Al-Kalbi juga berhasil membunuh Yasar. Setelah berhasil membunuh kedua orang itu, al-Kalbi kembali ke dalam barisan al-Husain sambil berkata, “Sungguh, aku ini orang yang kuat dan tegar aku pun tidak lemah ketika mengbadapi musibah.” (Lihat Tarikh ath-Thabari).

Baca juga : Formasi 44 Bintang Tiga, dan Wakil Panglima TNI tak Penting

Hari itu, pasukan Kufah yang dikomandoi Umar bin Sa'ad mendapat perlawanan sengit dari pasukan al-Husain yang bertempur dengan gagah berani. Setiap kali pasukan al-Husain menyerang salah satu lini pasukan Kufah, mereka pasti mampu menghancurkannya. 

Ketika waktu Zhuhur tiba, Abu Tsumamah ash-Sha-idi berkata kepada al-Husain, "Semoga nyawaku menjadi tebusan bagimu. Pasukan musuh semakin mendekatimu. Demi Allah, mereka tidak akan bisa membunuhmu sebelum melangkahi mayatku. Namun, aku ingin mati dalam kondisi telah menunaikan sholat Zhuhur."

Al-Husain menengadahkan kepalanya dan berkata, "Aku senang kamu tetap mengingat sholat. Semoga Allah memasukkanmu ke dalam golongan hamba yang senantiasa menegakkan sholat dan mengingat-Nya. Sekarang memang sudah masuk awal waktu sholat Zhuhur."

Setelah itu, al-Husain berkata, "Mintalah kepada pasukan Kufah agar menghentikan peperangan untuk sementara, supaya kita dapat melaksanakan sholat."

Akan tetapi, al-Hushain bin Numair dari pasukan Kufah menyahut, "Percuma saja, sholat kalian tidak akan diterima!"

Habib bin Muthahhir, salah seorang pengikut al-Husain, membalas, "Celaka kamu, hai keledai! Apakah kamu pikir sholat keluarga Rasulullah tidak akan diterima, sementara sholatmu yang diterima!" (Lihat Tarikh ath-Thabari).

Baca juga : 5 Kerugian Datang Terlambat Sholat Berjamaah di Masjid

Perang terus berkecamuk tanpa ada waktu untuk beristirahat. Saat kepala-kepala para prajurit terpenggal dari tubuhnya, al-Husain berusaha melaksanakan sholat Zhuhur dengan cara sholat Khauf. Pertempuran pun semakin dahsyat setelah itu. (Lihat Al-Bidayah wan Nihayah).

Al-Husain terus dilindungi  pasukannya yang bertempur di hadapannya. Habib bin Muthahhir terus mengayunkan pedangnya hingga berhasil membunuh Budail bin Shuraim. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement