REPUBLIKA.CO.ID, GUSAU -- Siswa perempuan yang diculik oleh kelompok bersenjata di Nigeria akhirnya dilepaskan. Pelepasan ini dapat dilakukan dengan cara bernegosiasi bersama penculik.
Gubernur negara bagian Zamfara, Bello Matawalle, telah bertemu dengan sekelompok siswa yang diculik pada Jumat (26/2) di sebuah sekolah asrama. Sebagai bukti pembebasan para siswa, Gubernur negara bagian Zamfara ini pun mengkicaukan foto pertemuannya dengan para tawanan yang dibebaskan. Sebanyak 279 perempuan itu dibawa ke kantor gubernur di ibu kota negara bagian Gusau untuk ditanyai.
Seperti dikutip dari BBC, Matawalle mengatakan para perempuan itu dibebaskan setelah bernegosiasi dengan para pria bersenjata. Menurutnya, tidak ada uang tebusan yang dibayarkan untuk pembebasan mereka. Pihak berwenang di Nigeria jarang mengakui membayar tebusan kepada penculik.
Dalam sebuah pernyataan Jumat malam, kantor kepresidenan mengatakan Presiden Muhammadu Buhari telah mendesak pemerintah negara bagian untuk meninjau kembali kebijakan mereka dalam memberi uang tebusan atau kendaraan kepada penculik. Pemerintah pusat memperingatkan bahwa kebijakan tersebut dapat menjadi bumerang yang menghancurkan.
Sekolah-sekolah di Nigeria semakin sering diserang oleh kelompok-kelompok bersenjata. Lebih dari 600 siswa diculik sejak Desember dalam tiga insiden terpisah karena ketidakamanan tampaknya memburuk di seluruh negeri.
Penculikan sekolah di Nigeria pertama kali dilakukan oleh kelompok milisi Boko Haram dan ISIS Afrika Barat. Namun, taktik tersebut kini telah diadopsi oleh militan lain yang agendanya tidak jelas.