REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebagai salah anggota KSSK bersama dengan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan bersinergi untuk mendorong penurunan suku bunga kredit. Kepala Eksekutif LPS, Lana Soelistianingsih mengatakan pihaknya memonitor suku bunga kredit dengan menurunkan suku bunga pinjaman atau suku bunga penjaminan.
“Kami selalu berkomunikasi dan terus berkoordinasi, membahas kondisi makro dan mikro sektor keuangan. Kami juga melihat kemungkinan apakah ada ruang untuk turun, sebagai kelanjutan dari suku bunga yang lain,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (3/2).
Menurutnya ada beberapa faktor yang memengaruhi suku bunga kredit antara lain belum stabilnya kredit atas permintaan karena kegiatan usaha yang belum menunjukan konsistensi. Diharapkan adanya program vaksinasi mampu mendorong kegiatan usaha kembali normal seiring meningkatnya permintaan atas kredit pada bank.
“Jika dilihat dari simpanan yang berbasis giro memang ada penurunan karena tiga bulan lagi kita akan menghadapi bulan puasa dan lebaran, ini nampaknya beberapa kegiatan usaha mulai menggunakan giro. Artinya masih menggunakan uang sendiri bukan kredit yang dikeluarkan oleh bank,” ucapnya.
“Hal inilah yang belum bisa mentransmisikan ke suku bunga kredit karena para pelaku usaha masih menggunakan lebih banyak giro yang dimilikinya untuk kegiatan usaha yang mulai membaik seperti saat ini. Saya kira, vaksin memang menjadi harapan bagi kegiatan usaha,” ungkapnya.
Baca juga : Virus Corona Mutasi Inggris Bikin IHSG Rentan Koreksi
Ke depan menurutnya efektifitas vaksin ini bisa menjadi faktor positif yang dapat membuat kegiatan usaha semakin pulih. “Tentunya para pelaku usaha tidak bisa terus menerus menggunakan uangnya sendiri atau giro, pasti mereka akan meminta kredit pada bank, di saat kredit mulai membaik, disitu mungkin perbankan juga akan mulai memberikan relaksasi terhadap suku bunga kreditnya,” ucapnya.