REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG--Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kota Tangerang Selatan rencananya akan dimulai pada Juli 2021 mendatang. Dalam menyongsong pembelajaran offline di tengah pandemi Covid-19 tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan tengah melakukan sejumlah kesiapan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan Taryono menyampaikan, pihaknya telah menyiapkan infrastruktur sekolah untuk persiapan penerapan protokol kesehatan, bahkan kesiapannya diklaim sudah mencapai hingga 100 persen. Kendati demikian, dia menyebut masih perlu dilakukan verifikasi terhadap kesiapan sekolah. “Perlu diverifikasi oleh tim gabungan, yakni Dindikbud, Dinas Kesehatan, dan Satgas Covid-19. Kita sudah melakukan verifikasi sejak Desember 2020 lalu dan terus berjalan,” katanya.
Selain kesiapan fisik, Taryono melanjutkan, pemberlakuan skema pembelajaran juga sudah dirancang, yakni dengan menerapkan kapasitas maksimal 50 persen di dalam kelas. Bahkan dia menyebut untuk di Kota Tangerang Selatan diberlakukan sepertiga dari jumlah siswa untuk bulan pertama pelaksanaan PTM, yakni pada Juli 2021. Dan akan berlanjut meningkat menjadi 50 persen pada bulan-bulan selanjutnya. Dengan demikian, di masa pandemi Covid-19 tetap menerapkan blended learning atau gabungan pembelajaran online dan tatap muka.
“Yang kami rancang malah siswa masuk satu kali dulu dalam satu minggu, skenarionya adalah masa transisi itu hanya satu hari dalam satu minggu dengan jumlah siswa sepertiga. Berikutnya menjadi dua hari dalam satu minggu. Jadi, intinya kami ingin biasakan dulu penerapan protokol kesehatan bagi siswa,” jelasnya.
Taryono melanjutkan, kesiapan lainnya adalah diselesaikannya proses vaksinasi bagi para pendidik dan tenaga kependidikan. Data Dindikbud menunjukkan ada lebih dari 14 ribu guru yang divaksin pada pelaksanaan vaksinasi tahap dua. “Data Dapodik (Data Pokok Pendidikan) terakhir yang kami punya ada 14.214 guru yang terdaftar vaksinasi, itu berlangsung dari 2 Maret dan rencana terakhir sampai 16 Maret,” kata dia.
Puluhan ribu guru tersebut, kata dia merupakan guru-guru TK, SD, dan SMP di Kota Tangsel yang menjadi kewenangan bagi Dindikbud Tangsel dalam menyediakan vaksinasi. Sementara itu, untuk tingkat menengah, seperti SMA dan SMK serta pendidikan khusus diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Banten.
“Perguruan Tinggi juga kewenangan kami, tapi jadwalnya belum ada karena memang vaksin datangnya bertahap sehingga pelaksanaannya bertahap,” lanjutnya.
Taryono menambahkan, nantinya dalam menyongsong pembelajaran tatap muka, pihaknya akan kembali menggelar simulasi ulang untuk semakin memantapkan kesiapan. Simulasi rencananya bakal dilakukan pada sekitar Juni 2021.
Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany mengungkapkan harapannya agar pembelajaran tatap muka bisa dilaksanakan di Kota Tangerang Selatan pada tahun ajaran 2021/2022. “Saya sih sangat berkeinginan, berharap sebetulnya, walaupun tidak mungkin full, bisa anak-anak ini tatap muka, tapi kita lihat lagi lah kondisinya,” tutur Airin.
Menurutnya, kesiapan sarana dan prasarana serta kesadaran dalam menerapkan protokol kesehatan di sekolah menjadi yang utama. Dia berharap nantinya simulasi pembelajaran tatap muka bisa dilakukan kembali untuk semakin memantapkan pelaksanaan pembelajaran offline di sekolah.“Itu disimulasikan, jadi pada saat nanti Pemerintah Pusat membuat kebijakan tatap mukanya, apakah full atau 50 persen atau 30 persen, atau kombinasi, atau apapun di lapangan, sarana dan prasarananya sudah siap,” katanya.