Jumat 05 Mar 2021 21:26 WIB

Pastikan Manfaat Wakaf Uang Harus Menyasar ke Umat

Umat harus menerima manfaat wakaf uang.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Pastikan Manfaat Wakaf Uang Harus Menyasar ke Umat. Foto: Ilustrasi Wakaf Uang.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pastikan Manfaat Wakaf Uang Harus Menyasar ke Umat. Foto: Ilustrasi Wakaf Uang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rendahnya kesadaran masyarakat dan umat mengenai wakaf uang tak dapat mengesampingkan fakta tujuan dari Gerakan Wakaf Uang itu sendiri. Kepastian pemanfaatan wakaf uang perlu ditekan untuk menyasar ke umat.

“Jadi (wakaf uang) dari umat, manfaatnya bisa kembali ke umat,” kata Pengamat Ekonomi Syariah dari Universitas Indonesia Yusuf Wibisono saat dihubungi Republika, Jumat (5/3).

Baca Juga

Setidaknya, dia menjabarkan, terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan mengenai sebab intensitas masyarakat dalam berwakaf uang. Pertama, intensi keagamaan yang mana menyasar masyarakat umat yang kesadaran religiusnya tinggi tanpa mempertimbangkan hal-hal lainya.

Kedua, kata dia, intensi sosial. Di mana umat berwakaf terdorong dari kepedulian yang tertanam di dirinya. Adapun intensitas yang ketiga, kata dia, adalah kombinasi antara keagamaan dan sosial.

Nah sayangnya, skema wakaf uang ini lemah. Untuk mendorong intensi wakaf itu sangat sulit. Wakaf uang itu kasarnya untuk nutup anggaran negara yang defisit, ini kan gak menarik ya. Atau dipakai Kemenhub bangun jalan, kemenag bangun KUA (kantor urusan agama), ini kurang menarik,” kata dia.

Sehingga dia menyarankan, lebih baik penggunaan manfaat wakaf ditujukan untuk aspek yang benar-benar dirasakan umat secara langsung. Misalnya, kata dia, jika Sukuk Wakaf berhasil menghimpun dana sekian ratus miliar, maka sebaiknya digunakan untuk memberdayakan aset wakaf pesantren.

“Berdayakan aset-aset wakaf seperti ke pesantren-pesantren, seperti pesantren di Jawa Timur, kan itu banyak. Jadi, manfaatnya itu dikembalikan lagi ke umat,” kata Yusuf.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement