REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris menyatakan penentangannya terhadap rencana penyelidikan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas kejahatan perang Israel atas Palestina. Hal ini diungkapkannya setelah melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Kamala telah menegaskan kembali penolakan AS terhadap penyelidikan ICC atas kemungkinan kejahatan perang di wilayah Palestina. Pernyataan ini menyusul pengumuman penyelidikan lembaga tersebut pada Rabu (3/3).
Dilansir di The New Arab, Sabtu (6/3), dalam panggilan telepon pertamanya dengan Netanyahu sejak dia menjabat Januari lalu, Harris menyatakan menentang upaya ICC menjalankan yurisdiksinya atas personel Israel.
Dia juga menekankan komitmen teguh AS terhadap keamanan Israel dan memberi selamat kepada Netanyahu atas program vaksin virus corona Israel. Kamala dan Netanyahu juga sepakat meningkatkan kerja sama terkait virus corona, air, energi hijau, dan inisiatif lainnya.
Kepala Jaksa ICC Fatou Bensouda mengatakan dia telah membuka penyelidikan resmi atas dugaan kejahatan di wilayah Palestina yang dijajah. Sebuah tindakan yang sangat ditentang oleh Israel. Dia berjanji penyelidikan akan dilakukan secara independen, tidak memihak dan obyektif, tanpa rasa takut atau intervensi.