REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kata 'amin' diucapkan setelah berdoa dan ketika shalat diucapkan setelah surat Al-Fatihah. Lalu, bagaimana dengan asal-usul kata amin?
Ada yang menyatakan amin bukan berasal dari bahasa Arab melainkan serapan dari bahasa lain. Ada pula yang menyatakan berasal dari bahasa Arab.
Dalam buku Kosakata Keagamaan oleh M. Quraish Shihab dijelaskan, salah satu rumus yang digunakan untuk menentukan satu kata berasal dari bahasa Arab atau tidak adalah mengetahui kata itu dapat dibentuk dengan aneka bentuk, antara lain apakah kata itu memiliki kata kerja atau tidak.
Kata “amin” tidak dikenal kata kerjanya, bahkan dalam Alquran tidak ditemukan. Walaupun ada kata yang pengucapannya hampir sama dengan “amin”.
Seperti yang tercantum dalam surat Yusuf ayat 54:
وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُوْنِيْ بِهٖٓ اَسْتَخْلِصْهُ لِنَفْسِيْۚ فَلَمَّا كَلَّمَهٗ قَالَ اِنَّكَ الْيَوْمَ لَدَيْنَا مَكِيْنٌ اَمِيْنٌ
Wa qālal-maliku`tụnī bihī astakhliṣ-hu linafsī, fa lammā kallamahụ qāla innakal-yauma ladainā makīnun amīn.
Makna kata amin yang ada di atas berbeda dengan makna kata “amin” yang diucapkan setelah doa. Terdapat banyaknya hadits yang dinisbahkan kepada Rasulullah SAW yang menganjurkan untuk mengucapkan “amin” setelah memanjatkan dan atau mendengar doa dari orang lain.