REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Jember, Jawa Timur mulai melakukan penyerapan gabah dan beras medium para petani. Untuk penyerapan ini Bulog menurunkan petugas ke sejumlah lokasi panen di wilayah setempat.
"Kami mulai melakukan pembelian gabah dan beras petani di sejumlah lokasi pada pekan ini karena sudah ada beberapa petani yang panen, namun saat ini masih belum merata panennya dan belum panen raya," kata Kepala Cabang Bulog Subdivre Jember Budi Sutika di Kabupaten Jember, Rabu (10/3).
Menurutnya target prognosa pengadaan beras yang ditetapkan Bulog pusat di Jember tahun 2021 sebanyak 38 ribu ton setara beras dan target tersebut meningkat dibandingkan prognosa tahun sebelumnya sebesar 35 ribu ton setara beras.
Realisasi serapan gabah dan beras petani di Bulog Jember pada tahun 2020 tercatat sebanyak 9 ribu ton beras dan 4.900 ton gabah, sehingga lebih banyak petani yang menjual dalam bentuk beras ke Gudang Bulog Jember karena harganya lebih tinggi dibandingkan gabah.
"Untuk memenuhi target itu, Bulog Jember siap membuka seluas-luasnya untuk menyerap gabah dan beras petani sesuai dengan harga pokok pembelian pemerintah (HPP)," katanya.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 24 Tahun 2020 menyebutkan HPP gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp4.200 per kilogram, GKP tingkat penggilingan Rp4.250 per kilogram, gabah kering giling (GKG) tingkat penggilingan Rp5.250 per kilogram, GKG di Gudang Bulog Rp5.300 per kilogram, dan beras di Gudang Bulog sebesar Rp8.300 per kilogram.
"Kami melakukan penyerapan gabah dan beras dengan memaksimalkan kegiatan jemput bola ke petani guna mendapatkan stok sesuai yang dibutuhkan untuk kegiatan penjualan ataupun penyaluran lainnya," katanya.
Hingga Rabu (10/3), lanjut dia, Bulog Jember sudah membeli beras petani sekitar 80 ton di beberapa spot wilayah panen petani dan diharapkan serapan bisa lebih meningkat pada saat panen raya yang dipediksi pada akhir Maret hingga April 2021.
"Kami juga bersinergi dengan Dinas Pertanian, KTNA dan HKTI untuk menyerap seluas-luasnya gabah dan beras petani untuk memproteksi harga saat panen raya nanti," ujarnya.