Kamis 11 Mar 2021 05:11 WIB

Anggota Parlemen AS Desak Biden Lanjutkan Negosiasi Iran

Anggota parlemen mengatakan negosiasi juga harus membahas program rudal balistik Iran

Red: Nur Aini
Sebuah kelompok bipartisan yang terdiri atas 140 anggota parlemen mendesak pemerintahan Joe Biden untuk memastikan dimulainya kembali negosiasi dengan Iran soal program nuklirnya.
Sebuah kelompok bipartisan yang terdiri atas 140 anggota parlemen mendesak pemerintahan Joe Biden untuk memastikan dimulainya kembali negosiasi dengan Iran soal program nuklirnya.

 

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah kelompok bipartisan yang terdiri atas 140 anggota parlemen mendesak pemerintahan Joe Biden untuk memastikan dimulainya kembali negosiasi dengan Iran soal program nuklirnya.

Baca Juga

Anggota parlemen mengatakan negosiasi juga harus membahas program rudal balistik Iran, dukungan untuk kelompok militan, dan kegiatan dunia maya negara itu.

"Kami menyerukan kepada pemerintah untuk mengatasi aktivitas Iran, mengurangi ketegangan dalam konflik, dan menjamin keamanan semua negara di kawasan itu," tulis mereka dalam sebuah surat yang ditujukan ke Menteri Luar Negeri Antony Blinken.

"Amerika dan sekutu kami harus melibatkan Iran melalui kombinasi mekanisme diplomatik dan sanksi untuk mencapai kepatuhan penuh terhadap kewajiban internasional dan komitmen Iran," kata mereka.

Surat yang dipelopori oleh anggota kongres Anthony Brown dan Michael Waltz itu dibuat menyusul tawaran AS untuk duduk bersama dengan para pejabat Iran dan mendiskusikan program nuklir Iran. Namun Iran menolak tawaran itu pada akhir Februari.

Pada 2018, mantan presiden AS Donald Trump menarik partisipasi Washington dalam kesepakatan nuklir 2015 dan menjatuhkan sanksi ekonomi baru ke Iran hingga meningkatkan ketegangan antara kedua negara.

 

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/anggota-parlemen-as-desak-biden-lanjutkan-negosiasi-dengan-iran/2171037
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement